Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Lolos Beasiswa S2 Chevening ke Inggris, Tidak Ada Batas Usia

Kompas.com - 24/02/2025, 17:15 WIB
Yovie Given Nata Widjaja,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Beasiswa Chevening yang didanai penuh oleh pemerintah Inggris kembali membuka kesempatan bagi para profesional Indonesia untuk menempuh pendidikan pascasarjana di Inggris. Program beasiswa yang telah memasuki tahun ke-41 ini tidak sekadar menawarkan gelar master, tetapi juga membuka pintu menuju jaringan global para pemimpin berpengaruh.

"Kami mencari orang-orang yang berpotensi menjadi pemimpin masa depan, yang akan memberikan kontribusi positif dan mendorong dampak bagi Indonesia," kata Vonny Lisayani, Koordinator Beasiswa dan Alumni Chevening untuk Indonesia dan Timor-Leste, dalam acara Study UK & Careers Fest 2025 yang diselenggarakan BritCham Education Centre, Sabtu (22/02/25).

Cakupan Beasiswa

Beasiswa ini menawarkan pendanaan penuh yang mencakup biaya kuliah, tunjangan hidup, tiket pesawat, asuransi kesehatan, dan biaya terkait visa.

Baca juga: Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Khusus untuk program MBA, terdapat batasan biaya kuliah sebesar 22.000 pounds atau setara dengan Rp 452,274,187, tetapi banyak scholar yang berhasil mendapatkan pendanaan tambahan dari universitas mereka berkat reputasi prestisius Chevening.

Selain memberikan pendanaan penuh untuk studi di Inggris, Chevening juga memperbolehkan penerima beasiswa untuk bekerja paruh waktu selama masa studi mereka. Hal ini sesuai dengan kebijakan visa pelajar yang berlaku di Inggris, di mana mahasiswa internasional diperbolehkan untuk bekerja dengan batasan jam tertentu per minggu.

Menurut Vonny, selain pengalaman akademik, bekerja paruh waktu dapat menjadi kesempatan berharga bagi penerima beasiswa untuk mengembangkan keterampilan profesional serta membangun jejaring di Inggris.

Mulai tahun 2024, Chevening memperkenalkan skema baru yaitu Chevening ASEAN. Scholarship yang memberikan kuota tambahan bagi negara-negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia. Program ini juga telah menjalin kemitraan dengan sejumlah organisasi terkemuka di Indonesia, di antaranya Prudential, BP Indonesia, dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Baca juga: Beasiswa Astra 1st 2025 Dibuka, Mahasiswa Semester 4 dan 6 Bisa Daftar

Syarat pendaftaran

Salah satu daya tarik Chevening adalah persyaratannya yang cukup fleksibel. Tidak seperti banyak beasiswa internasional lainnya, Chevening tidak mensyaratkan sertifikat bahasa Inggris (seperti IELTS atau TOEFL) pada tahap awal pendaftaran. Selain itu, tidak ada batasan usia sehingga siapa pun yang memenuhi kriteria dapat mencoba mendaftar. Menurut Vonny, pendaftar dengan usia tertua saat ini adalah 46 tahun.

Calon pelamar diharuskan memiliki gelar minimal S1 atau D4 serta pengalaman kerja selama minimal dua tahun. Pengalaman ini tidak harus berasal dari pekerjaan penuh waktu, tetapi bisa juga berupa magang, kerja paruh waktu, kegiatan volunteer, atau kombinasi dari semuanya.

Dalam aplikasinya, pelamar juga harus memilih tiga program master di universitas Inggris yang sesuai dengan tujuan karier mereka. Program yang dipilih harus berdurasi 9-12 bulan, karena Chevening tidak mendukung program berbasis riset atau yang lebih dari satu tahun.

Baca juga: Tawarkan Kuliah Gratis, Cek 15 Beasiswa S1-S3 Tidak Wajib Balik Indonesia

Menariknya, Chevening tidak mengharuskan pelamar memiliki Letter of Acceptance (LoA) dari universitas saat pendaftaran awal. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi pelamar untuk tetap mengikuti seleksi tanpa harus terburu-buru memperoleh LoA.

Seleksi Chevening terdiri dari dua tahap: seleksi berkas dan wawancara. Kandidat yang lolos tahap pertama akan diundang untuk wawancara, dengan pengumuman hasil akhir pada bulan Juni. Batas waktu pengumpulan LoA adalah Juli.

"Chevening tidak mewajibkan LoA atau sertifikat bahasa untuk mendaftar. Oleh karena itu, kami menyarankan pelamar untuk mendaftar ke universitas secara paralel, tanpa menunggu pengumuman Juni. Waktu yang tersedia sangat singkat, mengingat proses mendapatkan LoA bisa memakan waktu satu bulan atau lebih," tambah Vonny.

Dengan fleksibilitas ini yang diberikan, calon penerima beasiswa diharapkan memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan LoA setelah melewati seleksi awal.

Menulis esai jadi kunci utama lolos seleksi

Esai merupakan elemen krusial dalam aplikasi Chevening. Dalam esai ini, pelamar harus mampu menceritakan siapa mereka, apa passion mereka, serta bagaimana mereka bisa berkontribusi bagi Indonesia setelah menyelesaikan studi di Inggris.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau