KOMPAS.com - Mulai Agustus 2025 mendatang Emir Gemilang Jayaringga akan kuliah di Harvard University dengan Jurusan Master of Science in Global Heath Delivery.
Ia menembus kampus bergengsi itu lewat beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) jalur Perguruan Tinggi Utama Dunia (PTUD).
Jurusan kuliah yang diambilnya tersebut akan berfokus pada kedokteran sosial. Sejalan dengan minatnya sejak jenjang sarjana.
Emir merupakan alumnus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tahun 2018 silam.
Baca juga: Beasiswa LPDP S2 Tiongkok Dibuka, Tak Ada Tes Skolastik
Dikutip dari laman Muhammadiyah, Selasa (1/7/2025) setelah pendidikan sarjana kedokteran rampung, Emir sempat mengambil gap year selama setahun sebelum melanjutkan ke program profesi dokter.
Tahap koas yang dimulainya pada 2019 sempat ditunda akibat munculnya pandemi Covid-19. Perjuangan panjangnya berujung dengan gelar dokter yang resmi disandang pada Januari 2022.
Ternyata masa koas yang lama itu menimbulkan pertanyaan bagi pihak LPDP.
“Sempat jadi pertanyaan saat wawancara dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), mengapa koasnya lama sekali? Tapi disitu saya jelaskan bahwa itu bukanlah empat tahun, melainkan dua setengah tahun, sebab sempat dirumahkan karena Covid,” ujar Emir.
Jalur PTUD memungkinkan pendaftar memiliki Letter of Acceptance (LoA) dari kampus tujuan terlebih dahulu sebelum mendaftar beasiswa.
Baca juga: Penjelasan LPDP soal Pemberian Beasiswa untuk Mutiara Baswedan ke Harvard
Namun sebagai lulusan univeritas swasta, Emir sempat ragu bakal diterima di Harvard karena peluangnya lebih besar untuk lulusan universitas negeri ternama. Nyatanya kegigihan Emir berbuah manis.
Apalagi ia sudah terbiasa aktif dalam kegiatan relawan saat kuliah di UMY. Emir pernah mengikuti American Corner UMY, Student Exchange Comittee Muhammadiyah Medical Student Activities (SECO MMSA), hingga kegiatan fellowship, dan berbagai kompetisi dan konferensi di tingkat nasional dan global.
Menurutnya kegiatan-kegiatan itu membantu membentuk pola pikir analitis yang berbeda dari pola pikir saintifik yang dominan di perkuliahan kedokteran.
Jika selesai belajar di Harvard nanti Emir berencana memberi kontribusi nyata untuk Indonesia. Saat seleksi beasiswanya Emir mengajukan proyek pionir yang dapat mengintegrasikan layanan kesehatan mental dalam layanan HIV/AIDS di puskesmas atau community health center. Kota Yogyakarta akan menjadi pilot project dari rancangannya.
“Kita ingin memengaruhi kebijakan policy makers untuk memberikan pedoman spesifik tentang bagaimana memberikan dukungan psikososial dan penanganan tantangan kesehatan mental pada teman-teman ODHIV,” ujar Emir.
Baca juga: Siapa Saja yang Bisa Mendaftar Beasiswa LPDP? Cek Infonya
Emir optimis proyeknya dapat membantu mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman tentang kasus-kasus kesehatan yang kompleks.
Proyek ini akan dijalankan Emir lewat inisiatif Telinga Hati yang sudah ia dirikan sebelumnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di siniArtikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya