JAKARTA, KOMPAS.com - Data terbaru dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengungkapkan anak SMK yang putus sekolah di seluruh Indonesia mencapai 9.391 orang.
Mereka tergolong dalam anak-anak usia 16-18 tahun. Sedangkan secara keseluruhan ada lebih dari 4 juta anak-anak putus sekolah di Tanah Air.
"Angka putus sekolah secara nasional itu lebih dari 4 juta dan untuk usia 16-18, dalam hal ini usianya SMK itu mencapai 9.000. Jadi angkanya 0,19 persen memang kalau persentasenya kecil, tapi dari magnitude-nya besar karena 9.000," ucap Dirjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin usai peluncuran program PKK dan PKW, di Gedung Kemendikdasmen, Senin (30/6/2025).
Baca juga: Jenis Soal Ujian Nasional Versi Baru TKA Jenjang SMA, Siswa Segera Cek
"Ini yang diharapkan tadinya mengisi ruang-ruang pekerjaan, sayangnya mereka ada yang putus tadi bahkan yang kelas 12, kelas 11, dan kelas 10," sambung Tatang.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti menuturkan penyebab anak-anak putus sekolah ini ada tiga. Ekonomi, ketersediaan sarana dan prasarana, serta pernikahan dini.
"Angka putus sekolah di tingkat SLTA itu masih sangat tinggi. Masih lebih dari 20 persen anak-anak usia sekolah yang tingkat SLTA," tutur Abdul Mu'ti.
Terlebih di dunia yang lebih terbuka sekarang orang-orang lebih menantikan kompetensi dibanding formalitas ijazah.
Maka itu bukan hanya lewat pendidikan formal, pemerintah juga memberikan bekal lewat pendidikan nonformal seperti kursus dan pelatihan.
Baca juga: PGRI Minta Pelaksanaan Ujian Nasional Versi Baru Tak Dikawal Polisi
Melanjutkan Program Pendidikan Kecakapan (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW), Kemendikdasmen kini menargetkan 1.000 anak SMK putus sekolah bisa mengikutinya.
Anak putus sekolah tingkat SMK tersebut mayoritas berada di Jawa, sesuai dengan konsentrasi SMK yang lebih banyak terletak di pulau ini.
Kemendikdasmen optimis jumlah pendaftar akan melampaui 1.000 orang dan bisa juga diikuti oleh murid di luar Pulau Jawa.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini