Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ukraina Siap Berunding dengan Rusia Hanya Setelah Gencatan Senjata

KYIV, KOMPAS.com - Ukraina menyatakan kesiapan untuk mengadakan perundingan langsung dengan Rusia, namun dengan satu syarat, yaitu gencatan senjata terlebih dahulu.

Pernyataan ini disampaikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Selasa (22/4/2025), di tengah meningkatnya tekanan dari Amerika Serikat untuk segera mengakhiri konflik yang sudah berlangsung selama tiga tahun.

Utusan Presiden AS, Steve Witkoff, dijadwalkan akan mengunjungi Moskwa minggu ini, seperti yang disampaikan oleh Gedung Putih.

Selain itu, utusan AS juga akan berpartisipasi dalam perundingan dengan pejabat Eropa di London pada Rabu.

Dalam laporan media AS, disebutkan Presiden AS Donald Trump telah mengusulkan agar wilayah Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia, diakui sebagai bagian dari wilayah Rusia. Hal tersebut akan menjadi salah satu topik yang dibahas dalam perundingan tersebut.

"Setelah gencatan senjata, kami siap duduk dalam format apapun," ujar Zelensky kepada wartawan pada sesi pengarahan sehari sebelum pertemuan besar di London yang membahas kemungkinan penyelesaian konflik Ukraina.

Meski begitu, Trump, yang sebelumnya menjanjikan kesepakatan antara Moskwa dan Kyiv dalam waktu 24 jam setelah menjabat, belum berhasil memperoleh konsesi dari Presiden Rusia Vladimir Putin selama tiga bulan terakhir.

Pada akhir pekan, Trump menyatakan harapannya untuk mencapai kesepakatan damai "minggu ini", meskipun belum ada tanda-tanda keduanya hampir mencapai gencatan senjata, apalagi penyelesaian jangka panjang.

Kerangka waktu yang tidak jelas

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengungkapkan pada Selasa, konflik ini terlalu "rumit" untuk dapat dicapai gencatan senjata dalam waktu cepat.

"Tidak ada gunanya menetapkan kerangka waktu yang kaku dan mencoba mencari penyelesaian yang layak dalam waktu singkat," katanya dalam wawancara dengan TV pemerintah.

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengonfirmasi, Witkoff akan melakukan perjalanan ke Moskwa, yang merupakan kunjungan keempatnya sejak Trump menjabat.

"Negosiasi terus berlangsung. Kami berharap dapat bergerak ke arah yang benar," katanya, dikutip dari kantor berita AFP pada Rabu (23/4/2025).

Diketahui, pasukan Rusia telah menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina, dan puluhan ribu orang telah tewas sejak perang dimulai pada Februari 2022.

Beberapa waktu lalu, Putin menolak tawaran gencatan senjata tanpa syarat dari AS-Ukraina, namun kemudian mengumumkan gencatan senjata kejutan pada akhir pekan Paskah.

Pertempuran mereda selama 30 jam gencatan senjata tersebut, namun Rusia kembali melancarkan serangan di daerah permukiman pada Senin dan Selasa, menurut pejabat Ukraina.

Kekhawatiran terhadap keterlibatan China

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Ukraina memanggil duta besar China untuk menyampaikan "kekhawatiran serius" terkait tuduhan bahwa pejuang China terlibat dalam tentara Rusia dan perusahaan-perusahaan China diduga membantu Rusia dalam memproduksi perangkat keras militer.

Zelensky menyatakan, sedikitnya 155 warga China terlibat dalam pertempuran bersama pasukan Rusia, dan dua di antaranya telah ditahan oleh Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Ukraina juga telah mengirimkan "bukti" kepada utusan China di Kyiv, Ma Shengkun, untuk mendukung klaim tersebut. China sendiri membantah tuduhan bahwa mereka telah menyediakan senjata kepada Rusia.

Pertemuan di London

Sekutu-sekutu Ukraina dijadwalkan untuk membahas kemungkinan kesepakatan yang dapat mereka dukung bersama dalam pertemuan di London pada Rabu.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio tidak akan menghadiri perundingan tersebut karena masalah jadwal, namun utusan AS untuk Ukraina Keith Kellogg akan ikut serta.

Sementara itu, para pemimpin Eropa sedang berusaha keras mencari cara untuk mendukung Ukraina, terutama jika Trump menarik dukungan militer dan finansial dari Washington.

Zelensky menegaskan, gencatan senjata tanpa syarat merupakan prioritas utama dalam perundingan yang akan berlangsung di London.

Pada Minggu, ia mengusulkan penghentian serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap fasilitas sipil setidaknya selama 30 hari.

Putin mengungkapkan keraguannya terhadap usulan tersebut, dengan alasan Kyiv menggunakan fasilitas sipil untuk tujuan militer.

Meskipun demikian, Putin tetap membuka prospek untuk melanjutkan perundingan bilateral, walaupun Peskov menyatakan "tidak ada rencana konkret" untuk berbicara langsung dengan Kyiv.

"Jika kita berbicara tentang infrastruktur sipil, maka kita perlu memahami kapan itu merupakan infrastruktur sipil dan kapan itu menjadi target militer," jelas Peskov.

https://www.kompas.com/global/read/2025/04/23/084700170/ukraina-siap-berunding-dengan-rusia-hanya-setelah-gencatan-senjata

Bagikan artikel ini melalui
Oke