Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Bakal Dihadapi Pemimpin Tertinggi Iran Saat Keluar dari Persembunyiannya

Kompas.com - 28/06/2025, 20:53 WIB
BBC News Indonesia,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah hampir dua pekan berada di bunker rahasia saat perang Iran dan Israel berlangsung, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mungkin ingin menggunakan kesempatan gencatan senjata untuk keluar dari persembunyiannya.

Pria berusia 86 tahun itu diyakini bersembunyi dan memisahkan diri karena takut dihabisi oleh Israel. Bahkan pejabat tinggi pemerintah Iran tampaknya juga tidak berkontak dengannya.

Ia disarankan untuk berhati-hati, meski telah ada gencatan senjata yang dimediasi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Emir Qatar.

Baca juga: Hari Ini, Iran Gelar Pemakaman bagi Petinggi Militer yang Gugur dalam Perang

Sebab, walau Presiden Trump dilaporkan menyampaikan kepada Israel untuk tidak membunuh pemimpin tertinggi Iran tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak mengesampingkan opsi tersebut.

Ketika atau jika ia keluar dari persembunyiannya, pemandangan yang akan dilihatnya adalah kematian dan kehancuran.

Dia masih akan muncul di stasiun televisi nasional untuk mengeklaim kemenangan dalam konflik ini. Ia juga akan membuat rencana untuk mengembalikan citranya. Namun, ia bakal menghadapi realitas baru bahkan era baru.

Perang telah membuat Iran melemah secara signifikan dan pengaruh Khamenei ikut berkurang.

Pergunjingan di tingkat atas

Selama perang, Israel dengan cepat menguasai sebagian besar wilayah udara Iran dan menyerang infrastruktur militernya. Komandan tertinggi Garda Revolusi Iran dan tentara dibunuh dengan cepat.

Tingkat kerusakan pada militer Iran masih diperdebatkan dan belum jelas, tapi pengeboman berulang terhadap tentara, pangkalan Garda Revolusi, beserta fasilitasnya menunjukkan kemunduran kekuatan militer Iran secara signifikan. Militerisasi telah lama menghabiskan banyak sumber daya bangsa itu.

Fasilitas nuklir Iran yang diketahui membuat negara itu hampir dua dekade terkena sanksi AS dan internasional, dengan perkiraan biaya ratusan miliar dolar, kini rusak akibat serangan udara meski sejauh ini masih sulit untuk dinilai. Namun, banyak yang bertanya kemudian, untuk apa itu semua?

Sejumlah besar masyarakat Iran akan menganggap Ayatollah Ali Khamenei, yang pertama kali menjadi pemimpin pada tahun 1989, bertanggung jawab membawa Iran terlibat bentrokan dengan Israel dan AS yang mengakibatkan kehancuran cukup besar bagi negara dan rakyatnya.

Masyarakat akan menyalahkan Khamenei karena mengejar tujuan ideologis yaitu menghancurkan Israel, sesuatu yang tidak didukung oleh banyak orang Iran.

Baca juga: Trump Ancam Bom Iran jika Lanjutkan Program Nuklir, Kecam Kemenangan Versi Khamenei

Mereka juga akan menyalahkan keyakinannya bahwa mencapai status nuklir akan membuat rezimnya tak terkalahkan. Rangkaian sanksi telah melumpuhkan ekonomi Iran, dari eksportir minyak teratas menjadi miskin seperti yang pernah terjadi dulu.

"Sulit untuk memperkirakan berapa lama lagi rezim Iran dapat bertahan di bawah tekanan yang begitu signifikan, tetapi ini terlihat seperti permulaan dari berakhirnya rezim," kata Profesor Lina Khatib, seorang pengajar tamu di Universitas Harvard.

"Ali Khamenei kemungkinan akan menjadi 'Pemimpin Tertinggi' terakhir (Iran)."

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau