Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Israel Tewaskan 18 Orang saat Distribusi Bantuan Tepung di Gaza

Kompas.com - 28/06/2025, 17:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

JALUR GAZA, KOMPAS.com – Sedikitnya 18 orang dilaporkan tewas dalam serangan Israel yang menyasar polisi Palestina di kota Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, saat mereka tengah mendistribusikan bantuan tepung kepada warga.

Serangan tersebut terjadi pada Kamis (26/6/2025) sore di sekitar gudang bantuan dekat bundaran Baraka.

Menurut pejabat medis, para korban tewas mencakup satu anak dan tujuh anggota satuan keamanan lokal bernama Sahm, unit khusus bentukan Kementerian Dalam Negeri Hamas.

Baca juga: KTT Uni Eropa Serukan Gencatan Senjata Gaza, tapi Gagal Sepakat Tekan Israel

Unit Sahm, yang berarti “Panah”, bertugas mengamankan distribusi bantuan, menyita pasokan yang dijarah, dan menindak penjual bantuan ilegal di pasar gelap.

Serangan yang menyasar mereka menambah deretan kekerasan yang dilakukan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terhadap warga sipil Palestina yang tengah mencari bantuan pangan di tengah krisis kemanusiaan berkepanjangan.

Banyak warga sipil jadi korban

Menurut keterangan rumah sakit Martir al-Aqsa yang menerima para korban, sejumlah besar warga sipil tewas maupun terluka dalam insiden tersebut. Saksi mata menyebut para warga berkumpul untuk menerima bantuan tepung ketika serangan terjadi.

“Ketika kami tiba, ada orang-orang yang tercabik-cabik, terluka parah, dan meninggal. Kami mulai mengangkut yang terluka dan yang meninggal ke rumah sakit, lalu kembali lagi untuk memuat ambulans. Saya mengulangi ini tiga atau empat kali. Situasi di rumah sakit sangat buruk,” ujar Razeq Abu Mandil, seorang paramedis dari kamp pengungsi al-Maghazi.

Ahmed Abu Zubeida (36), warga Al-Bureij yang turut menjadi korban luka, mengatakan ia berada cukup jauh dari titik ledakan, namun tetap terkena pecahan peluru di kakinya.

“Saya melihat sekeliling dan melihat orang-orang tergeletak di tanah, tubuh-tubuh yang tercabik, orang-orang yang terluka, darah dan baunya memenuhi udara, tangisan dan jeritan,” katanya, dikutip dari The Guardian pada Jumat (27/6/2025).

Ia menambahkan, dirinya datang ke Deir al-Balah untuk membeli perlengkapan karena harga di lingkungan tempat tinggalnya sangat tinggi.

“Orang-orang bilang harga di dekat bundaran al-Baraka lebih murah, jadi saya ke sana,” ucapnya.

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Pakistan Tewaskan 16 Tentara, 29 Orang Terluka

Bantuan terbatas, kelaparan mengancam

Ketersediaan makanan di Gaza semakin langka sejak Israel menerapkan blokade ketat terhadap semua pasokan sepanjang Maret dan April lalu. Kondisi ini membuat 2,3 juta penduduk Gaza berada di ambang kelaparan.

Meskipun Israel telah melonggarkan sebagian blokade pada Mei, distribusi bantuan tetap menghadapi banyak hambatan.

Di antaranya adalah jalan yang rusak akibat perang, pembatasan militer, serangan udara yang berlanjut, serta kekacauan keamanan di dalam wilayah Gaza.

Ratusan truk bantuan dilaporkan dijarah oleh kelompok bersenjata maupun warga yang putus asa. Sementara itu, Israel menutup akses penyeberangan ke Gaza utara, yang sebelumnya menjadi jalur utama distribusi bantuan ke wilayah paling terdampak krisis.

Baca juga: Hari Ini, Iran Gelar Pemakaman bagi Petinggi Militer yang Gugur dalam Perang

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau