Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Dubai Hampir Jadi Wilayah India...

Kompas.com - 02/07/2025, 20:05 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: Sam Dalrymple/BBC Indonesia

KOMPAS.com - Pada musim dingin 1956, koresponden The Times, David Holden, tiba di pulau Bahrain yang saat itu masih menjadi protektorat Kerajaan Bersatu atau United Kingdom (UK).

Setelah menjalani karier yang singkat sebagai guru geografi dan menjadi wartawan, Holden menantikan penempatannya di Arab.

Akan tetapi ia tidak menyangka bahwa di Bahrain dirinya menghadiri pesta kebun sebagai tanda penghormatan pengangkatan Ratu Victoria sebagai maharani atau kaisar perempuan atas India.

Baca juga: Gedung 67 Lantai Dubai Marina Kebakaran, Semua 3.820 Penghuni Selamat

Ke mana pun ia pergi di wilayah Teluk seperti Dubai, Abu Dhabi, dan Oman, ia menemukan jejak-jejak India di bawah kekuasaan Britania.

"Raj mempertahankan pengaruh yang agak aneh di sini. Situasi yang penuh anomali dan anakronisme. Semua pelayan adalah pembawa barang, tukang cuci adalah dhobi, dan penjaga gerbang adalah chowkidar," tulis Holden.

"Pada hari Minggu para tamu dihadapkan dengan ritual Anglo-India kuno berupa makan siang kari yang menggunung," sambungnya.

Istilah Raj mengacu pada pemerintahan India Britania. Sementara dhobi dan chowkidar adalah bahasa Hindi.

Sultan Oman, yang dididik di Rajasthan, lebih fasih berbahasa Urdu daripada Arab.

Di dekat situ, tentara Qu'aiti yang sekarang menjadi Yaman timur, berbaris mengenakan seragam tentara Hyderabad yang sekarang sudah tidak lagi dikenakan.

Baca juga: Video Viral Perempuan Memesan Uber Unta di Gurun Dubai, Warganet Tak Percaya

Gubernur Aden sendiri berkata:

"Pengunjung yang datang ke sini memiliki kesan yang sangat kuat bahwa semua jam di sini telah berhenti 70 tahun yang lalu, bahwa Raj sedang berada di puncak kekuasaannya, Victoria berada di takhta, Gilbert dan Sullivan merupakan fenomena baru dan revolusioner, dan Kipling merupakan penentang yang berbahaya. Sedemikian kuatnya hubungan dari Delhi melalui Hyderabad sampai ke pantai Arab Selatan."

Gilbert mengacu pada dramawan William Schwenck Gilbert. Sedangkan Sullivan mengacu pada komposer Arthur Sullivan. Adapun Kipling mengacu pada penulis Rudyard Kipling. Ketiganya adalah tokoh era Victoria.

Meskipun sebagian besar hal ini sudah dilupakan, tapi patut diketahui pada awal abad ke-20, hampir sepertiga Semenanjung Arab adalah bagian dari Kekaisaran India Britania.

Wilayah protekrorat Arab, yang membentang dari Aden hingga Kuwait, diperintah dari Delhi, diawasi oleh Dinas Politik India, dijaga oleh pasukan India, dan dikelola Gubernur Jenderal India, pejabat yang ditunjuk UK.

Berdasarkan Undang-Undang Interpretasi tahun 1889, semua wilayah protektorat ini secara hukum dianggap sebagai bagian dari India.

Baca juga: Miliarder Dubai Telantarkan Proyek 300 Pulau Buatan Senilai Rp 195 Triliun

Daftar wilayah kerajaan semi-independen India tersusun dalam deret alfabet, dimulai dengan Abu Dhabi.

Bahkan Gubernur Jenderal Lord Curzon menyarankan agar Oman diperlakukan sebagai Negara Asli Kekaisaran India seperti halnya Lus Beyla atau Kelat (sekarang Balochistan).

Paspor India dikeluarkan hingga ke wilayah Aden di Yaman modern, yang berfungsi sebagai pelabuhan paling barat India dan dikelola sebagai bagian dari Provinsi Bombay.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau