LONDON, KOMPAS.com - Polisi Inggris tengah menyelidiki kasus penusukan massal di dalam kereta tujuan London yang melukai sejumlah penumpang pada Sabtu (1/11/2025) malam. Seorang warga negara Inggris menjadi satu-satunya tersangka dalam insiden tersebut.
Insiden terjadi di kereta yang dioperasikan London North Eastern Railway (LNER) yang berangkat dari Doncaster menuju Stasiun King’s Cross London sekitar pukul 19.40 waktu setempat.
Polisi menerima panggilan darurat 999, lalu menghentikan kereta di Stasiun Huntingdon, Cambridgeshire.
Baca juga: Identitas Pelaku Penusukan Massal di Inggris Terungkap, Keduanya Warga Lokal
Superintendent John Loveless dari Kepolisian Transportasi Inggris mengatakan, petugas tiba di lokasi dan menangkap dua orang selang delapan menit setelah panggilan pertama diterima.
"Polisi menaiki kereta dan menangkap dua orang dalam waktu delapan menit sejak panggilan pertama," ujar Loveless dalam konferensi pers, Minggu (2/11/2025), sebagaimana dilansir AFP.
Namun, kemudian satu orang dibebaskan tanpa tindakan lebih lanjut, sedangkan satu tersangka berusia 32 tahun masih ditahan.
Sebanyak 10 orang sempat dilarikan ke rumah sakit, dan lima di antaranya sudah dipulangkan.
Satu korban, petugas kereta yang berusaha menghentikan pelaku, masih dalam kondisi kritis.
Kepala Serikat Pekerja Kereta Api, Maritim, dan Transportasi Inggris (RMT) Eddie Dempsey, memuji keberanian kru dan masinis yang berhasil mengalihkan kereta ke Stasiun Huntingdon.
"Tindakan petugas kereta itu benar-benar heroik dan tanpa diragukan telah menyelamatkan nyawa banyak orang," kata Dempsey.
Baca juga: Penusukan Massal di Inggris: Kronologi, Kesaksian Penumpang hingga Tanggapan Polisi
Salah satu saksi, Olly Foster, mengatakan kepada BBC bahwa dia mendengar orang-orang berteriak ada penusukan.
Awalnya ia mengira itu lelucon Halloween, tetapi segera menyadari situasi sebenarnya.
"Semua orang panik. Saya lihat darah di mana-mana. Tangan saya bahkan penuh darah dari kursi yang saya pegang," papar Foster.
Foster juga menyebut seorang pria tua sempat mengadang pelaku agar tidak menyerang seorang gadis muda.
"Rasanya sangat lama, padahal hanya beberapa menit," tambahnya.