Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Identitas Pelaku Penusukan Massal di Inggris Terungkap, Keduanya Warga Lokal

Kompas.com - 02/11/2025, 21:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Sky News

LONDON, KOMPAS.com – Polisi Inggris telah mengidentifikasi dua pria yang ditangkap terkait penusukan massal di kereta dari Doncaster ke London King's Cross pada Sabtu (1/11/2025) malam.

Kedua pria tersebut ditahan atas dugaan percobaan pembunuhan setelah insiden yang menyebabkan dua orang dalam kondisi kritis dan sembilan lainnya terluka.

Inspektur John Loveless dari Kepolisian Transportasi Inggris mengatakan, petugas berhasil melakukan penangkapan hanya delapan menit setelah panggilan darurat 999 diterima.

Baca juga: Penusukan Massal di Inggris: Kronologi, Kesaksian Penumpang hingga Tanggapan Polisi

Petugas bersenjata segera dikerahkan ke Stasiun Huntingdon di Cambridgeshire pada pukul 19.42 waktu setempat untuk menaiki kereta dan mengamankan situasi.

“Dua pria telah ditahan di kantor polisi terpisah dan diinterogasi atas dugaan percobaan pembunuhan,” ujar Loveless.

Menurutnya, tersangka pertama berusia 32 tahun, warga negara Inggris berkulit hitam, sementara tersangka kedua berusia 35 tahun, warga negara Inggris keturunan Karibia. “

Keduanya lahir di Inggris,” kata Loveless menegaskan.

Polisi memastikan sejauh ini tidak ada indikasi bahwa serangan tersebut terkait terorisme.

“Penyelidikan masih berlangsung untuk mengetahui motivasi di balik penyerangan ini. Pada tahap awal ini, tidaklah tepat berspekulasi,” ujarnya, sebagaimana diberitakan Sky News pada Minggu (2/11/2025).

Sebanyak 11 orang dirawat di rumah sakit setelah insiden tersebut. Dari jumlah itu, sembilan korban dilaporkan mengalami luka yang mengancam jiwa.

Baca juga: Penusukan Massal di Inggris: 10 Terluka, 9 Orang di Antaranya Kritis

“Dua pasien masih dalam kondisi kritis hingga Minggu pagi. Empat orang telah dipulangkan setelah menjalani perawatan,” kata Loveless di Stasiun Huntingdon.

Salah satu saksi mata mengatakan kepada Sky News bahwa polisi menembakkan Taser untuk melumpuhkan pelaku yang mengacungkan pisau besar di dalam kereta berkecepatan tinggi.

Menurut keterangan saksi lainnya, penusukan terjadi beberapa menit setelah kereta meninggalkan Stasiun Peterborough. Penumpang panik dan saling menginjak saat berusaha melarikan diri, bahkan sebagian bersembunyi di toilet.

Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, menyebut peristiwa itu sebagai insiden mengerikan dan sangat memprihatinkan.

“Pikiran saya bersama semua yang terdampak. Terima kasih kepada layanan darurat atas tanggapan cepat mereka,” tulis Starmer melalui akun X.

Menteri Dalam Negeri Shabana Mahmood juga mengungkapkan keprihatinannya. Ia menyebut kejadian tersebut sebagai “serangan mengerikan” dan memuji keberanian para staf serta penumpang.

Menteri Dalam Negeri Bayangan, Chris Philp, menulis di X: “Pemandangan mengerikan di Huntingdon, tampaknya merupakan serangan brutal oleh dua pelaku. Doa saya bersama semua korban dan petugas yang merespons.”

Baca juga: Penusukan Massal di Kereta Inggris Lukai Banyak Orang, 2 Tersangka Ditangkap

Sementara itu, Raja Charles III dan Ratu Camilla juga menyampaikan simpati mereka kepada para korban.

“Kami benar-benar terkejut dan terguncang mendengar serangan pisau yang mengerikan ini. Belasungkawa terdalam kami kepada mereka yang terdampak,” tulis pernyataan resmi Istana.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Global
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Global
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Global
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Global
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
Global
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Global
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Global
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Global
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Global
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
Global
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Global
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Global
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Global
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau