Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penusukan Massal di Inggris: 10 Terluka, 9 Orang di Antaranya Kritis

Kompas.com - 02/11/2025, 14:59 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP, Sky News

LONDON, KOMPAS.com – Polisi Inggris tengah menyelidiki kasus penusukan massal di sebuah kereta tujuan London yang menyebabkan 10 orang terluka, sembilan di antaranya dalam kondisi kritis, pada Sabtu (1/11/2025) malam.

Insiden itu terjadi di jalur kereta yang menghubungkan kota Doncaster di Inggris utara dengan Stasiun King’s Cross di London.

Serangan memaksa kereta berhenti darurat di Stasiun Huntingdon, Cambridgeshire, di mana dua tersangka langsung ditangkap polisi.

Baca juga: Penusukan Massal di Kereta Inggris Lukai Banyak Orang, 2 Tersangka Ditangkap

“Sebanyak 10 orang dibawa ke rumah sakit. Sembilan di antaranya mengalami luka yang mengancam jiwa,” kata pernyataan resmi Polisi Transportasi Inggris.

Unit antiterorisme juga dikerahkan untuk membantu penyelidikan, meski identitas dan motif para pelaku belum diungkap.

Menurut laporan AFP, tim forensik dan petugas kepolisian bekerja sepanjang malam di lokasi kejadian. Beberapa di antaranya mengenakan pakaian pelindung putih untuk memeriksa area peron dan gerbong.

Orang-orang berteriak dikira lelucon

Salah satu saksi mata, Olly Foster, menggambarkan suasana kacau di dalam kereta. “Saya mendengar orang-orang berteriak ‘lari, ada pria yang menusuk semua orang’. Awalnya saya pikir itu lelucon Halloween,” ujarnya.

Namun, kepanikan segera meluas. “Penumpang mulai berlarian, saya melihat darah di mana-mana. Seorang pria tua mencoba melindungi gadis muda dari serangan. Semua berlangsung cepat, tapi terasa sangat lama,” tambahnya.

Saksi lain mengatakan kepada Sky News bahwa pelaku terlihat memegang pisau besar di peron sebelum akhirnya disetrum dan ditangkap polisi.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut kejadian itu sebagai insiden yang mengerikan dan sangat memprihatinkan.

Baca juga: 6 WNI Terlibat Penusukan Rekan Sendiri di Malaysia, 1 Tewas

Operator London North Eastern Railway (LNER) meminta masyarakat menghindari perjalanan pada Minggu (2/11/2025), karena sejumlah layanan kereta berpotensi dibatalkan mendadak.

Krisis kejahatan pisau

Kasus ini kembali menyoroti meningkatnya kejahatan pisau di Inggris dan Wales yang disebut-sebut telah menjadi “krisis nasional”.

Data resmi menunjukkan angka kejahatan pisau meningkat tajam sejak 2011, meskipun Inggris dikenal memiliki aturan kepemilikan senjata api paling ketat di dunia.

Pemerintahan Partai Buruh di bawah kepemimpinan Starmer telah berupaya menekan penyebaran senjata tajam di masyarakat.

Menurut Kementerian Dalam Negeri, hampir 60.000 bilah pisau telah disita atau diserahkan sebagai bagian dari kampanye pemerintah untuk mengurangi separuh kejahatan pisau dalam satu dekade.

Kasus serupa sempat terjadi pada awal Oktober ketika dua orang tewas, satu akibat tembakan polisi yang salah sasaran dan satu lainnya terluka dalam serangan di sebuah sinagoge di Manchester.

Baca juga: Penusukan di SD Korea Selatan, Siswa Tewas Ditikam Guru

Sementara itu, pada Kamis (30/10/2025), seorang pria muncul di pengadilan London dengan dakwaan pembunuhan setelah serangan pisau di siang bolong menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Kesaksian Korban Selamat Pembantaian di El-Fasher Sudan: Dianggap Budak
Kesaksian Korban Selamat Pembantaian di El-Fasher Sudan: Dianggap Budak
Global
Penusukan Massal di Kereta Inggris: Dikira Lelucon Halloween, Jadi Tragedi Berdarah
Penusukan Massal di Kereta Inggris: Dikira Lelucon Halloween, Jadi Tragedi Berdarah
Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Pembantaian di Sudan | Gelar Pangeran Andrew Dicabut
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Pembantaian di Sudan | Gelar Pangeran Andrew Dicabut
Global
Israel Serang Lebanon, 5 Anggota Hezbollah Tewas, Ratusan Warga Hadiri Pemakaman
Israel Serang Lebanon, 5 Anggota Hezbollah Tewas, Ratusan Warga Hadiri Pemakaman
Global
Identitas Pelaku Penusukan Massal di Inggris Terungkap, Keduanya Warga Lokal
Identitas Pelaku Penusukan Massal di Inggris Terungkap, Keduanya Warga Lokal
Global
Iran Bersumpah Bangun Kembali Situs Nuklir Lebih Kuat dari Sebelumnya
Iran Bersumpah Bangun Kembali Situs Nuklir Lebih Kuat dari Sebelumnya
Global
Supermarket di Meksiko Meledak, 23 Orang Tewas Termasuk Anak-anak
Supermarket di Meksiko Meledak, 23 Orang Tewas Termasuk Anak-anak
Global
Penusukan Massal di Inggris: Kronologi, Kesaksian Penumpang hingga Tanggapan Polisi
Penusukan Massal di Inggris: Kronologi, Kesaksian Penumpang hingga Tanggapan Polisi
Global
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Acara Publik, Orang-orang Berlarian
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Acara Publik, Orang-orang Berlarian
Global
Israel Ancam Serang Lagi Hezbollah di Lebanon Selatan
Israel Ancam Serang Lagi Hezbollah di Lebanon Selatan
Global
Penusukan Massal di Inggris: 10 Terluka, 9 Orang di Antaranya Kritis
Penusukan Massal di Inggris: 10 Terluka, 9 Orang di Antaranya Kritis
Global
AS Kurangi Pasukan di Sisi Timur NATO, Romania Pastikan Aliansi Tetap Kuat
AS Kurangi Pasukan di Sisi Timur NATO, Romania Pastikan Aliansi Tetap Kuat
Global
Pramugari Salah Buka Pintu Darurat Sebelum Terbang, Maskapai Rugi Rp 1,6 M
Pramugari Salah Buka Pintu Darurat Sebelum Terbang, Maskapai Rugi Rp 1,6 M
Global
Kenapa Lampu Mobil Lain Bikin Silau Saat Malam? Ini Penjelasan Pakar Inggris
Kenapa Lampu Mobil Lain Bikin Silau Saat Malam? Ini Penjelasan Pakar Inggris
Global
Ditinggal Kapal Pesiar, Nenek Meninggal Sendirian di Pulau Terpencil
Ditinggal Kapal Pesiar, Nenek Meninggal Sendirian di Pulau Terpencil
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau