LONDON, KOMPAS.com – Polisi Inggris tengah menyelidiki kasus penusukan massal di sebuah kereta tujuan London yang menyebabkan 10 orang terluka, sembilan di antaranya dalam kondisi kritis, pada Sabtu (1/11/2025) malam.
Insiden itu terjadi di jalur kereta yang menghubungkan kota Doncaster di Inggris utara dengan Stasiun King’s Cross di London.
Serangan memaksa kereta berhenti darurat di Stasiun Huntingdon, Cambridgeshire, di mana dua tersangka langsung ditangkap polisi.
Baca juga: Penusukan Massal di Kereta Inggris Lukai Banyak Orang, 2 Tersangka Ditangkap
“Sebanyak 10 orang dibawa ke rumah sakit. Sembilan di antaranya mengalami luka yang mengancam jiwa,” kata pernyataan resmi Polisi Transportasi Inggris.
Unit antiterorisme juga dikerahkan untuk membantu penyelidikan, meski identitas dan motif para pelaku belum diungkap.
Menurut laporan AFP, tim forensik dan petugas kepolisian bekerja sepanjang malam di lokasi kejadian. Beberapa di antaranya mengenakan pakaian pelindung putih untuk memeriksa area peron dan gerbong.
Salah satu saksi mata, Olly Foster, menggambarkan suasana kacau di dalam kereta. “Saya mendengar orang-orang berteriak ‘lari, ada pria yang menusuk semua orang’. Awalnya saya pikir itu lelucon Halloween,” ujarnya.
Namun, kepanikan segera meluas. “Penumpang mulai berlarian, saya melihat darah di mana-mana. Seorang pria tua mencoba melindungi gadis muda dari serangan. Semua berlangsung cepat, tapi terasa sangat lama,” tambahnya.
Saksi lain mengatakan kepada Sky News bahwa pelaku terlihat memegang pisau besar di peron sebelum akhirnya disetrum dan ditangkap polisi.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut kejadian itu sebagai insiden yang mengerikan dan sangat memprihatinkan.
Baca juga: 6 WNI Terlibat Penusukan Rekan Sendiri di Malaysia, 1 Tewas
Operator London North Eastern Railway (LNER) meminta masyarakat menghindari perjalanan pada Minggu (2/11/2025), karena sejumlah layanan kereta berpotensi dibatalkan mendadak.
Kasus ini kembali menyoroti meningkatnya kejahatan pisau di Inggris dan Wales yang disebut-sebut telah menjadi “krisis nasional”.
Data resmi menunjukkan angka kejahatan pisau meningkat tajam sejak 2011, meskipun Inggris dikenal memiliki aturan kepemilikan senjata api paling ketat di dunia.
Pemerintahan Partai Buruh di bawah kepemimpinan Starmer telah berupaya menekan penyebaran senjata tajam di masyarakat.
Menurut Kementerian Dalam Negeri, hampir 60.000 bilah pisau telah disita atau diserahkan sebagai bagian dari kampanye pemerintah untuk mengurangi separuh kejahatan pisau dalam satu dekade.
Kasus serupa sempat terjadi pada awal Oktober ketika dua orang tewas, satu akibat tembakan polisi yang salah sasaran dan satu lainnya terluka dalam serangan di sebuah sinagoge di Manchester.
Baca juga: Penusukan di SD Korea Selatan, Siswa Tewas Ditikam Guru
Sementara itu, pada Kamis (30/10/2025), seorang pria muncul di pengadilan London dengan dakwaan pembunuhan setelah serangan pisau di siang bolong menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang