BEIRUT, KOMPAS.com – Ratusan warga berkumpul di Nabatiyeh, Lebanon selatan, pada Minggu (2/11/2025) untuk menghadiri pemakaman lima anggota Hezbollah yang tewas dalam serangan udara Israel, menurut laporan koresponden AFP.
Serangan atau Israel serang Lebanon itu terjadi di distrik Kfar Rumman pada Sabtu (1/11/2025). Kementerian Kesehatan Lebanon dan militer Israel menyebut empat korban merupakan anggota Pasukan Radwan, satuan elit Hezbollah.
Sehari sebelumnya, Israel juga melancarkan serangan di distrik yang sama dan menewaskan seorang teknisi Hezbollah yang disebut tengah memperbaiki infrastruktur kelompok tersebut di Lebanon selatan.
Baca juga: Israel Ancam Serang Lagi Hezbollah di Lebanon Selatan
Dalam prosesi pemakaman, peti jenazah kelima korban dibungkus bendera kuning Hezbollah. Para pelayat menabur bunga sambil meneriakkan seruan anti-Israel dan anti-Amerika.
“Ini harga yang harus dibayar wilayah selatan setiap hari. Kami tahu bahwa Israel telah menjadi musuh kami selama beberapa dekade,” ujar Rana Hamed, ibu salah satu korban, kepada AFP.
Sejumlah pejuang Hezbollah berseragam militer juga hadir dan menyatakan kesetiaan kepada Hassan Nasrallah, mantan pemimpin Hezbollah yang tewas dalam serangan Israel pada September 2024, serta kepada pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Sejak perang Gaza pecah pada Oktober 2023, Hezbollah melancarkan serangan lintas perbatasan ke wilayah Israel.
Konflik tersebut berkembang menjadi perang terbuka selama dua bulan sebelum gencatan senjata tercapai pada akhir tahun lalu.
Meski demikian, Israel terus melakukan serangan udara ke Lebanon dengan dalih menargetkan posisi Hezbollah. Intensitas serangan bahkan meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa negaranya akan “mengintensifkan serangan” terhadap Hezbollah.
Ia menuduh kelompok tersebut “bermain api” dan menyalahkan pemerintah Lebanon yang dianggap lamban menindak kelompok bersenjata itu.
Amerika Serikat turut mendesak pemerintah Lebanon untuk melucuti senjata Hezbollah, yang disebut semakin lemah pascaperang.
Baca juga: Israel Serang Lebanon, 2 Tewas Termasuk Tokoh Kunci Pertahanan Hezbollah
Presiden Lebanon Joseph Aoun menuduh Israel merespons upaya diplomatik Beirut dengan memperbanyak serangan udara.
Sementara itu, utusan AS Tom Barrack mengatakan di Bahrain pada Sabtu (1/11/2025) bahwa Washington mendorong agar Lebanon dan Israel segera menggelar perundingan langsung guna meredakan ketegangan di perbatasan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang