Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Cara Kucing Indoor Tertular Scabies Menurut Dokter Hewan

KOMPAS.com - Kucing rumahan sering dianggap aman dari berbagai penyakit kulit karena tidak pernah keluar rumah. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu.

Salah satu ancaman tersembunyi yang bisa menyerang, meski kucing hanya beraktivitas di dalam rumah, adalah scabies atau kudis. 

Banyak pemilik kucing tidak menyadari bahwa sumber penularan bisa datang dari hal-hal sepele di sekitar rumah. Mulai dari interaksi dengan manusia hingga benda yang tampak bersih, semuanya bisa menjadi jalur masuk tungau penyebab scabies.

Kepada Kompas.com, Senin (28/7/2025), drh. Lavinta Viena, dokter hewan di Vet Furries House Call Vet, mengatakan bahwa kucing indoor pun tetap bisa terkena scabies, meskipun risikonya lebih rendah dibandingkan kucing outdoor. 

Lebih lanjut, drh. Lavinta memaparkan beberapa cara kucing indoor tertular scabies. Berikut di antaranya:

Kedatangan hewan baru 

Kedatangan hewan baru seperti kucing hasil adopsi atau dari penampungan bisa menjadi pembawa utama scabies. 

Jika kucing tersebut sudah terinfeksi namun belum menunjukkan gejala, maka tungau bisa dengan mudah menyebar ke kucing lain di rumah.

Kontak singkat dengan hewan lain

Meskipun kucing tidak keluar rumah, kontak singkat dengan hewan lain yang terinfeksi tetap mungkin terjadi. Akibatnya, scabies pun akan menular.

Misalnya, jika ada kucing tetangga yang masuk ke pekarangan atau berinteraksi lewat jendela dan pagar, risiko penularan tetap ada.

Melalui manusia

Manusia tanpa sadar bisa menjadi perantara penularan scabies antar kucing. Tungau scabies dapat menempel pada pakaian, sepatu, atau tangan setelah seseorang menyentuh hewan yang terinfeksi, kemudian terbawa masuk ke dalam rumah dan berpindah ke kucing peliharaan.

Lingkungan yang terkontaminasi 

Terakhir, walaupun lebih jarang, lingkungan yang terkontaminasi juga bisa menjadi sumber penularan.

Tungau dapat bertahan hidup selama beberapa hari di luar tubuh inang, terutama di permukaan kain seperti tempat tidur kucing, selimut, atau barang-barang bekas yang dibawa dari luar tanpa disterilkan lebih dulu.

drh. Lavinta memperingatkan, scabies sangat menular ke kucing lain di rumah. 

"Oleh karena itu, jika ada satu kucing yang terinfeksi, penting untuk memisahkan kucing yang terinfeksi dengan kucing lain di rumah," ucapnya.

Sementara itu, tungau Notoedres cati, penyebab scabies, tidak dapat hidup lama atau berkembang biak di tubuh manusia.

Meski begitu, manusia yang bersentuhan langsung dengan kucing yang terinfeksi tetap berisiko mengalami ruam atau gatal-gatal sementara pada kulit.

"Gejala ini biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah kucing diobati dan sumber tungau dihilangkan," jelas drh. Lavinta.

drh. Lavinta menambahkan, berbeda dengan Sarcoptes scabiei yang menyebabkan kudis pada manusia, kasus penularan scabies dari kucing ke manusia sangat jarang dan biasanya hanya menyebabkan gejala ringan.

Scabies disebabkan oleh infestasi tungau kecil yang menggali ke dalam lapisan kulit dan menimbulkan iritasi parah. 

Gejala awal biasanya muncul di area pinggiran telinga, ditandai dengan kulit yang berkerak, kering, dan terasa sangat gatal. Kucing akan sering menggaruk atau menggosokkan telinganya ke permukaan keras karena rasa tidak nyaman yang luar biasa.

Seiring waktu, infeksi ini bisa menyebar ke wajah, khususnya di sekitar mata, hidung, dan dagu. 

Dikutip dari PetMD, Kamis (31/7/2025), berikut adalah gejala scabies yang umum:

  • Gatal ekstrem (pruritus) yang bisa menyebabkan luka akibat cakaran kucing sendiri.
  • Kulit yang bersisik atau mengelupas, sering terlihat seperti serpihan putih kekuningan di permukaan bulu.
  • Kerontokan bulu di area yang terinfeksi, biasanya dimulai dari telinga dan wajah, kemudian meluas ke leher, tubuh, dan bahkan kaki.
  • Peradangan kulit, yang terlihat sebagai kemerahan, pembengkakan ringan, hingga luka terbuka akibat infeksi sekunder.

Selain itu, infeksi yang tidak diobati dapat menyebabkan penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.

Oleh karena itu, pemantauan gejala sejak dini dan penanganan oleh dokter hewan sangat penting untuk mencegah penyebaran dan komplikasi yang lebih serius.

https://www.kompas.com/homey/read/2025/07/31/093503376/4-cara-kucing-indoor-tertular-scabies-menurut-dokter-hewan

Terkini Lainnya

Bagikan artikel ini melalui
Oke