Selain melindungi mesin, cara ini juga menjaga bentuk dan elastisitas pakaian agar lebih awet.
Baca juga: Bolehkah Meninggalkan Cucian Basah di Mesin Cuci Semalaman?
Air keran mengandung mineral yang bisa membentuk kerak di dalam mesin seiring waktu. Endapan ini dikenal sebagai limescale atau kerak kapur, yang bisa mengganggu kinerja mesin, terutama pada bagian pemanas dan saluran air.
Untuk mencegah penumpukan, jalankan siklus kosong sebulan sekali menggunakan campuran cuka putih atau jus lemon.
Jika air di rumah tergolong keras, pertimbangkan untuk menggunakan pelembut air khusus.
Baca juga: 8 Pakaian yang Tidak Boleh Dicuci di Mesin Cuci
Meski tampak bersih dari luar, bagian dalam mesin cuci sebenarnya bisa menyimpan banyak residu deterjen, pelembut, dan kotoran dari pakaian.
Sisa-sisa ini bisa menumpuk di sekitar pintu dan karet penutup (seal), lalu menimbulkan bau tidak sedap atau bahkan jamur.
Untuk mencegahnya, lap bagian dalam mesin setiap selesai mencuci dan jalankan siklus pembersihan air panas minimal sebulan sekali untuk menjaga kebersihannya.
Baca juga: 7 Hal yang Harus Dipertimbangkan Saat Membeli Mesin Cuci
Mencuci pakaian terlalu sering bukan hanya bisa merusak serat kain, tetapi juga memperpendek umur mesin cuci.
Banyak orang mencuci pakaian yang sebenarnya masih bersih hanya karena merasa tidak nyaman memakainya kembali.
Kurangi frekuensi mencuci dengan memisahkan pakaian yang benar-benar kotor dan yang masih bisa digunakan kembali.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini