KOMPAS.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat tren cuaca panas yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah dalam beberapa hari terakhir.
Fenomena ini dipicu oleh pergeseran posisi semu matahari ke belahan bumi selatan, yang membuat intensitas radiasi sinar matahari di wilayah Indonesia meningkat.
Ketua Tim Kerja Pelayanan Data dan Diseminasi Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, mengatakan suhu udara di beberapa daerah mulai menunjukkan kenaikan signifikan meski masih tergolong normal.
“Di Semarang, suhu maksimum mencapai 35 derajat Celsius pada 14 Oktober 2025, sementara di Kabupaten Cilacap dan sekitarnya tercatat 32 derajat Celsius hingga pukul 10.00 WIB,” ujarnya, Kamis (16/10/2025), dikutip dari Antaranews.
Berdasarkan data Automatic Agroclimate Weather Station (AAWS), suhu di Kroya, Kabupaten Cilacap, bahkan lebih tinggi dibanding Kota Cilacap, yakni mencapai 34 derajat Celsius.
Sementara itu, di Kabupaten Banyumas, suhu maksimum tercatat 34 derajat Celsius pada 14 Oktober 2025.
Teguh menjelaskan, tren cuaca panas BMKG ini terjadi akibat posisi semu matahari yang mulai berada tepat di atas Pulau Jawa dan terus bergeser ke selatan. Kondisi tersebut disertai berkurangnya tutupan awan, sehingga sinar matahari langsung menembus permukaan bumi tanpa hambatan.
“Kondisi ini membuat udara terasa panas, terutama antara pukul 10.00 hingga 15.00 WIB. Masyarakat perlu waspada terhadap paparan sinar matahari langsung,” katanya.
Berdasarkan catatan klimatologi periode 1991–2020, suhu maksimum di Cilacap pernah mencapai 34 derajat Celsius pada Oktober 2016, dan rekor tertinggi tercatat 35,3 derajat Celsius pada Maret 2012.
Ilustrasi cuacaBMKG memprediksi suhu panas ini masih akan berlangsung hingga akhir Oktober 2025.
Namun, suhu diperkirakan mulai menurun pada awal November seiring meningkatnya curah hujan di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.
“Fenomena ini bersifat sementara dan akan mereda ketika awan mulai terbentuk lebih banyak serta hujan mulai turun lebih sering,” jelas Teguh.
Sebagai langkah antisipasi, BMKG mengimbau masyarakat agar melindungi diri dari cuaca panas dengan cara:
“Cuaca panas seperti ini umum terjadi menjelang peralihan musim, namun masyarakat tetap perlu menjaga kondisi tubuh dan menghindari paparan langsung sinar matahari,” tambah Teguh.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang