KOMPAS.com - Polisi mengungkap fakta baru terkait kasus pembunuhan disertai mutilasi yang dilakukan Alvi Maulana (24) terhadap kekasihnya, TAS (25).
Peristiwa keji itu ternyata tidak terjadi pada Sabtu (6/9/2025) sebagaimana dugaan awal, melainkan sepekan sebelumnya, tepatnya pada Minggu (31/8/2025) dini hari.
Kasus ini mencuat setelah seorang warga, Suliswanto (30), menemukan potongan kaki manusia di tepi jurang Jalan Raya Cangar-Pacet, Dusun Pacet Selatan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (6/9/2025).
Penemuan itu segera dilaporkan ke polisi.
Baca juga: Bagaimana Potongan Tubuh Korban Pembunuhan Mutilasi Bisa Ditemukan di Hutan Pacet?
Dalam penyelidikan, polisi menemukan ratusan potongan tubuh yang diduga bagian dari tubuh korban. Dari hasil identifikasi, potongan-potongan tersebut dipastikan milik TAS.
“Sebenarnya pelaku melakukan pembunuhan bukan pada 6 September 2025, tetapi pada 31 Agustus 2025 pukul 02.00 WIB dini hari,” ujar Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, dalam konferensi pers di Mapolres Mojokerto, Senin (8/9/2025).
Peristiwa bermula ketika Alvi pulang larut malam ke kos yang mereka tempati di kawasan Lakarsantri, Surabaya. Karena kesal, TAS mengunci pintu kamar kos dari dalam sehingga Alvi terpaksa menunggu sekitar satu jam.
Ketika pintu akhirnya dibuka, keduanya terlibat pertengkaran hebat. Menurut Kapolres Mojokerto, suasana semakin memanas karena TAS marah dengan kata-kata kasar.
“Pada saat pintu dibukakan, korban dalam kondisi marah dengan kosa kata yang tidak pada umumnya,” kata Ihram.
Emosi Alvi kemudian memuncak. Ia mengambil pisau dapur dan langsung menikam leher TAS hingga tewas.
Baca juga: Terungkap, Motif Alvi Mutilasi Kekasih yang Tinggal Bersamanya di Indekos
Tak berhenti di situ, Alvi lalu memutilasi tubuh korban menjadi ratusan bagian di kamar mandi kos. Bahkan, ia memisahkan daging dan tulang korban.
Saat polisi menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan bagian kepala korban yang disembunyikan di belakang lemari kamar kos.
“Kepala korban ditemukan di belakang lemari dan hendak dimusnahkan oleh pelaku,” jelas Ihram.
1. Sakit hati karena hubungan yang kerap diwarnai konflik.