Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Semakin Banyak Perempuan Memilih Single dan Childfree?

Kompas.com - 07/10/2024, 15:45 WIB
Inikah alasan perempuan modern menolak peran sebagai ibu dan pengasuh dalam keluarga? PrathanChorruangsakInikah alasan perempuan modern menolak peran sebagai ibu dan pengasuh dalam keluarga?
Editor Citra Narada Putri

Parapuan.co - Sebuah studi oleh Morgan Stanley memprediksi bahwa pada tahun 2030, sekitar 45 persen perempuan akan memilih untuk hidup mandiri tanpa pasangan atau anak.

Ini mengindikasikan adanya pergeseran signifikan dalam pandangan perempuan terhadap peran tradisional sebagai ibu dan pengasuh.

Apa yang mendorong semakin banyak perempuan untuk membuat pilihan seperti itu?

Apakah kamu melihat tren ini sebagai sesuatu yang positif atau negatif?

Mengutip YourTango via PARAPUANOssiana Tepfenhart, seorang penulis dan founder situs personal finance Ragged Riches, membeberkan kemungkinan alasan perempuan makin menolak peran sebagai ibu dan pengasuh!

Mengapa Perempuan Modern Semakin Enggan Jadi Ibu dan Pengasuh?

Dalam beberapa dekade terakhir, perempuan bisa dibilang semakin merasa tertekan dan terpaksa menerima mitos tentang peran sebagai ibu dan pengasuh.

Perempuan dituntut harus menikah setelah lulus kuliah, punya anak setelah menikah, menikah di usia tertentu, dan sebagainya dengan beragam tekanan lain di berbagai tipe masyarakat.

Padahal, menjadi ibu boleh jadi bukan untuk semua perempuan. Menjadi orang tua juga bukan untuk semua pasangan.

Baca Juga: Jadi Ibu Bukan Penghalang Karier, Meutya Hafid Buktikan dengan Hal Ini

Orang tua kita terdahulu mungkin banyak yang bilang, "menikah dan punya anak itu kodrat perempuan", "perempuan harus pandai mengurus anak dan suami", dan sebagainya.

Faktanya, proses melahirkan bisa sangat menyakitkan, dan peran sebagai ibu dapat membuat perempuan menempatkan impian pribadinya di urutan terakhir.

Lebih dari itu, seorang perempuan sering kali lebih dikenal sebagai "ibunya si A" dan "istrinya si B" daripada diakui sebagai individu yang utuh dalam masyarakat.

Sebagian perempuan juga kerap dihakimi dengan keras dalam masyarakat yang juga tidak mendukung peran mereka sebagai ibu.

Meskipun banyak perempuan yang masih menemukan kebahagiaan dalam peran sebagai istri dan ibu, semakin banyak perempuan modern yang mulai menolak peran tradisional ini.

Mereka lebih memilih untuk fokus pada tujuan hidup sendiri, terutama setelah melihat generasi ibu mereka berkorban untuk orang lain tanpa mendapatkan penghargaan yang setimpal.

Mitos Besar tentang Keibuan

Masyarakat selama ini membangun serangkaian kebohongan tentang keibuan yang memaksa perempuan untuk mengambil peran ini, di antaranya:

Baca Juga: 4 Tips Jalani Peran Sebagai Ibu Modern Serba Bisa ala Ayudia

  • Melahirkan tidak seburuk yang dibayangkan.
  • Setiap perempuan akan mencintai anaknya.
  • Semua perempuan harus menjadi ibu karena itu adalah hal yang indah.
  • Perempuan yang tidak ingin punya anak tidak akan diinginkan oleh laki-laki.

Mitos-mitos ini disebut menempatkan tekanan yang besar pada perempuan untuk berperan sebagai ibu.

Ketidakadilan dalam Peran Pengasuh

Masyarakat semakin menunjukkan ketidakadilan dalam tuntutan terhadap perempuan.

Standar kecantikan yang semakin tinggi, tanggung jawab rumah tangga, dan kebutuhan untuk berkontribusi secara finansial telah menjadi beban besar bagi perempuan.

Tuntutan ini tidak hanya meningkat dalam hal fisik dan penampilan, tetapi juga dalam pengasuhan anak.

Statistik Census Bureau mencatat, ada peningkatan dalam jumlah waktu yang dihabiskan seorang ibu bersama anaknya sebanyak 140 persen sejak tahun 1960-an hingga 2022 di Amerika Serikat.

Biaya mengasuh dan membesarkan anak semakin besar, perempuan sering melewati rasa sakit tanpa fasilitas yang memadai, dan berbagai tekanan lainnya.

Keterlibatan Perempuan dalam Karier dan Penurunan Minat Menjadi Pengasuh

Baca Juga: Inge Anugrah Ingatkan agar Perempuan Berdaya, Bekerja, dan Asah Skill

Seiring waktu, perempuan modern menyadari bahwa mereka bisa saja diperlakukan tidak adil dalam dua peran tradisional sebagai ibu dan pengasuh.

Mereka yang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga sering kali dicap sebagai pemalas, sedangkan ibu bekerja disebut sebagai perempuan yang tidak peduli pada anak-anak mereka.

Di sisi lain, perempuan kini tidak hanya diharapkan untuk menjadi pengasuh yang baik, tetapi juga pencari nafkah utama dalam keluarga.

Dengan tuntutan yang terus meningkat dan sedikitnya dukungan dari masyarakat, banyak perempuan modern yang mulai bertanya, "Mengapa mereka harus terus berperan sebagai pengasuh jika tidak dihargai?".

Akibatnya, semakin banyak perempuan yang menolak peran tradisional ini demi menghindari menjadi warga negara kelas tiga.

Penolakan terhadap Peran Ibu dan Pengasuh

Perempuan masa kini banyak yang tidak lagi tertarik untuk memiliki anak, menyebabkan angka kelahiran menurun di berbagai negara, seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.

Selain itu, banyak perempuan yang tidak lagi tertarik untuk berkencan atau hidup bersama laki-laki karena beban kerja mereka meningkat drastis.

Dampak Penolakan Perempuan terhadap Masyarakat

Baca Juga: Berjuang dalam Karier dan Keluarga, Riset Ungkap Perempuan Lebih Supportif ke Pasangan

Penolakan perempuan terhadap peran sebagai pengasuh, ibu, dan istri mulai membuat banyak pihak khawatir.

Banyak laki-laki yang merasa kesulitan menemukan pasangan yang bersedia menerima peran tradisional ini.

Fenomena ini kemungkinan besar bukan hanya tren sesaat, tetapi bisa saja menjadi norma baru.

Perempuan modern kini lebih fokus pada karier dan kehidupannya, dan tidak lagi merasa perlu memenuhi harapan masyarakat yang tidak memberikan penghargaan yang layak.

Perubahan sikap ini menunjukkan bahwa perempuan modern tidak lagi mau menjadi tumpuan masyarakat yang tidak menghargai peran mereka.

Mereka telah mulai mengambil kendali atas hidupnya sendiri, menolak peran pengasuh yang selama ini dibebankan kepada mereka tanpa imbalan yang setimpal.

Mungkinkah Kawan Puan yang tidak terpikir untuk menikah dan punya anak juga merasakan hal yang sama?

(*)

Sumber Parapuan

Terkini Lainnya
Cocok untuk Keluarga, Ini Rekomendasi TV yang Aman untuk Kesehatan Mata
Cocok untuk Keluarga, Ini Rekomendasi TV yang Aman untuk Kesehatan Mata
PARAPUAN
Bukan Hanya Kesehatan, Ini Alasan Penyakit Kritis Juga Mengancam Keuangan
Bukan Hanya Kesehatan, Ini Alasan Penyakit Kritis Juga Mengancam Keuangan
PARAPUAN
Dari Indonesia ke Dunia: Strategi Verra Victoria Menembus Pasar Kopi Global
Dari Indonesia ke Dunia: Strategi Verra Victoria Menembus Pasar Kopi Global
PARAPUAN
Ini Alasan Daihatsu Sigra Cocok Jadi Mobil Pilihan Perempuan Aktif (Kompas)
Ini Alasan Daihatsu Sigra Cocok Jadi Mobil Pilihan Perempuan Aktif (Kompas)
PARAPUAN
Septeamberdeka Buka Jalan Menuju IWF 2026, Seru dan Penuh Makna
Septeamberdeka Buka Jalan Menuju IWF 2026, Seru dan Penuh Makna
PARAPUAN
Praktis dan Enak, Ini Cara Mengolah Kornet Sapi yang Mudah Dibuat
Praktis dan Enak, Ini Cara Mengolah Kornet Sapi yang Mudah Dibuat
PARAPUAN
Membongkar Tren Pariwisata 2025: Peran AI dan Kebiasaan Baru Gen Z
Membongkar Tren Pariwisata 2025: Peran AI dan Kebiasaan Baru Gen Z
PARAPUAN
Kasus Penyakit Kritis Meningkat, MSIG Life Edukasi Literasi Finansial Lewat Fortify
Kasus Penyakit Kritis Meningkat, MSIG Life Edukasi Literasi Finansial Lewat Fortify
PARAPUAN
Pengakuan Tertinggi Diberikan kepada Penggerak Ekosistem Inovasi Berkelanjutan
Pengakuan Tertinggi Diberikan kepada Penggerak Ekosistem Inovasi Berkelanjutan
PARAPUAN
Biaya Kesehatan Bikin Kantong Jebol? Ini Rahasia Biar Tetap Merdeka Finansial!
Biaya Kesehatan Bikin Kantong Jebol? Ini Rahasia Biar Tetap Merdeka Finansial!
PARAPUAN
PMB 2025 Universitas BSI Masuki Gelombang Terakhir, Berikut Panduan Pendaftarannya
PMB 2025 Universitas BSI Masuki Gelombang Terakhir, Berikut Panduan Pendaftarannya
PARAPUAN
Mengenal Aie Natasha, Pemerhati SDM dan Lingkungan yang Dapat Penghargaan Internasional
Mengenal Aie Natasha, Pemerhati SDM dan Lingkungan yang Dapat Penghargaan Internasional
PARAPUAN
Cara Mudah Dapat Bonus dari Program Referral Transfez, Cukup Ajak Teman!
Cara Mudah Dapat Bonus dari Program Referral Transfez, Cukup Ajak Teman!
PARAPUAN
Diadakan November, Ini Lomba Lari Khusus Anak-Anak dengan Konsep Seru
Diadakan November, Ini Lomba Lari Khusus Anak-Anak dengan Konsep Seru
PARAPUAN
Seperti Jajanan Tradisional, Ini Rekomendasi Kopi Klepon yang Unik
Seperti Jajanan Tradisional, Ini Rekomendasi Kopi Klepon yang Unik
PARAPUAN
Ini Rekomendasi TV untuk Berbagai Kebutuhan yang Dapat Penghargaan Bergengsi
Ini Rekomendasi TV untuk Berbagai Kebutuhan yang Dapat Penghargaan Bergengsi
PARAPUAN
Cocok untuk Business Trip, Ini Rekomendasi Ransel Ringan, Fungsional dan Stylish
Cocok untuk Business Trip, Ini Rekomendasi Ransel Ringan, Fungsional dan Stylish
PARAPUAN
TransTRACK Bantu Perusahaan Pelayaran Awasi Bahan Bakar dan Operasional Kapal Secara Real-Time
TransTRACK Bantu Perusahaan Pelayaran Awasi Bahan Bakar dan Operasional Kapal Secara Real-Time
PARAPUAN
Hunian Gaya Kontemporer dan Heritage Jadi Tren, Ini Rekomendasi Interiornya
Hunian Gaya Kontemporer dan Heritage Jadi Tren, Ini Rekomendasi Interiornya
PARAPUAN
Polarin Xinindo dan M-Flex Bahas Pentingnya Insulasi Pipa AC dalam Seminar Ekslusif
Polarin Xinindo dan M-Flex Bahas Pentingnya Insulasi Pipa AC dalam Seminar Ekslusif
PARAPUAN
UMKM Ini Beberkan Pentingnya Pendanaan agar Bisnis Bisa Naik Kelas
UMKM Ini Beberkan Pentingnya Pendanaan agar Bisnis Bisa Naik Kelas
PARAPUAN
Hadir di Jakarta, Ini Rekomendasi Outdoor Apparel yang Padukan Kemewahan dan Kualitas
Hadir di Jakarta, Ini Rekomendasi Outdoor Apparel yang Padukan Kemewahan dan Kualitas
PARAPUAN
Rekomendasi Produk Souvenir Kantor untuk Hadiah Karyawan dan Klien
Rekomendasi Produk Souvenir Kantor untuk Hadiah Karyawan dan Klien
PARAPUAN
Mengintip Koleksi Perhiasan yang Kisahkan Perjalanan Hidup Tasya Farasya
Mengintip Koleksi Perhiasan yang Kisahkan Perjalanan Hidup Tasya Farasya
PARAPUAN
Kegiatan Bagi-Bagi Sayur dan Lauk Gratis Pada Ribuan Orang Ini Pecahkan Rekor MURI
Kegiatan Bagi-Bagi Sayur dan Lauk Gratis Pada Ribuan Orang Ini Pecahkan Rekor MURI
PARAPUAN
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau