Parapuan.co - Perkembangan dunia pariwisata terus bergerak dinamis, didorong oleh perubahan perilaku wisatawan dan inovasi teknologi yang semakin pesat. Destinasi baru bermunculan, cara kita merencanakan perjalanan menjadi lebih praktis, dan pengalaman yang ditawarkan pun semakin beragam.
Lalu, apa saja tren terkini yang sedang membentuk wajah industri ini?
Sebagai salah satu pemain kunci di industri perjalanan digital, Agoda menandai ulang tahun ke-20 dengan inovasi besar. Mereka memaparkan strategi masa depan yang berpusat pada visi Connected Trip dan integrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa setiap perjalanan, khususnya di Asia, menjadi pengalaman yang lebih efisien, terjangkau, dan memuaskan.
Tren Wisata Asia yang Dinamis
Lanskap pariwisata Asia terus berevolusi, di mana tiga tren kini mendominasi: perjalanan yang lebih mudah dan terintegrasi, pertumbuhan pesat wisata berbasis acara, dan preferensi unik dari Gen Z yang membentuk cara baru dalam berwisata.
Dampak dari konektivitas penerbangan sangatlah besar. Ambil contoh pembukaan rute langsung Singapura–Labuan Bajo dan Kuala Lumpur–Labuan Bajo pada Maret 2025, yang memicu kenaikan 107% dalam pencarian akomodasi di Agoda. Fenomena serupa terlihat di India pada Juli 2024, di mana keputusan untuk membebaskan visa bagi wisatawan Malaysia langsung meningkatkan pencarian hotel hingga 50%.
Konser musik internasional terbukti menjadi pemicu utama tren traveling. Konser Coldplay di Singapura pada Januari 2024, misalnya, sukses melipatgandakan pencarian akomodasi hingga 8,7 kali, terutama dari penggemar di Indonesia dan Malaysia. Sementara itu, "efek Taylor Swift" menciptakan gelombang yang lebih masif, di mana pencarian dari Thailand, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam melonjak hingga lebih dari 100 kali lipat.
Arah industri pariwisata kini banyak ditentukan oleh generasi muda. Sebuah survei Agoda mengungkapkan bahwa TikTok telah menjadi sumber inspirasi utama bagi 20% Gen Z di Asia saat merencanakan perjalanan.
Baca Juga: Mendorong Pariwisata Indonesia Mendunia Lewat Konsep Sustainable Destination
Pengaruh media sosial ini terlihat nyata di Indonesia, di mana Festival Pacu Jalur di Riau mengalami peningkatan kunjungan 35% setelah menjadi viral melalui tren “Aura Farming” di dunia maya.
Indonesia di Peta Global
Indonesia semakin kokoh sebagai pemain utama di industri pariwisata global. Menurut Scuba Deals Survey 2025, 48% penyelam dunia menyebut Indonesia sebagai destinasi impian mereka. Di sisi lain, Surabaya dinobatkan sebagai destinasi musim panas paling terjangkau di Asia, dengan tarif rata-rata hanya Rp576 ribu per malam.
Minat wisatawan juga melonjak drastis ke kota-kota sekunder, seperti Bandar Lampung, Garut, dan Dieng, yang mencatat kenaikan lebih dari 100% sepanjang tahun 2025.
Sebagai ikon yang tak tergantikan, Bali kembali menunjukkan daya magisnya. Pulau ini menempati peringkat keempat sebagai kota yang paling sering dikunjungi kembali di Asia dan masih menjadi pilihan utama wisatawan dari Eropa. Untuk wisatawan domestik, Bali, Yogyakarta, dan Jakarta tetap berada di posisi teratas, sementara destinasi lain seperti Labuan Bajo, Lombok, Surabaya, Bandung, dan Makassar juga semakin banyak dilirik.
Daya tarik Indonesia ternyata meluas hingga ke segmen petualangan. Menurut Travel Trends Survey 2025 dari Agoda, Indonesia berhasil menempati posisi puncak sebagai destinasi adrenalin favorit di Asia Pasifik. Hal ini menegaskan bahwa keindahan alam bukanlah satu-satunya magnet, melainkan juga beragam aktivitas menantang yang ditawarkannya.
Pertumbuhan Akomodasi dan Keberlanjutan
Agoda mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia. Jumlah akomodasi yang terdaftar mencapai hampir 150 ribu properti per Agustus 2025, naik 15% dari tahun lalu. Kualitasnya pun diakui, dengan 365 hotel di Indonesia meraih Agoda Gold Circle Award 2025, menjadikan pasar ini salah satu yang paling banyak mendapatkan penghargaan secara global.
Baca Juga: Rekomendasi Hotel Dekat Candi Borobudur untuk Liburan Waisak
Komitmen Agoda terhadap keberlanjutan terlihat jelas. Program Eco Deals mereka berhasil mengumpulkan dana 1,5 juta dolar AS di tahun 2025 untuk proyek lingkungan. Agoda juga bekerja sama dengan GSTC untuk meluncurkan Sustainable Tourism Academy, sebuah program pelatihan gratis di Indonesia.
Selain itu, Agoda berkolaborasi dengan WWF Indonesia untuk konservasi satwa, dan terlibat dalam restorasi mangrove serta pemberdayaan pengrajin di kantornya di Bali.
Perjalanan Terkoneksi dan Inovasi AI
Diskusi dalam forum juga menyoroti bagaimana Indonesia telah mengukuhkan posisinya di kancah pariwisata dunia. Daya tariknya tak hanya berasal dari kekayaan alam yang menakjubkan dan biaya yang kompetitif, tetapi juga dari munculnya destinasi-destinasi sekunder yang semakin populer dan menarik minat wisatawan.
Strategi Connected Trip dari Agoda dirancang untuk memenuhi tuntutan wisatawan modern. Konsep ini menyatukan pemesanan akomodasi, penerbangan, dan aktivitas dalam satu platform. Hal ini tidak hanya mempermudah pengguna, tetapi juga memberikan keuntungan tambahan seperti diskon eksklusif, opsi pembayaran fleksibel, dan keamanan transaksi yang terjamin.
“Perjalanan adalah momen yang seharusnya menyenangkan dan membawa kebahagiaan, bukan beban. Visi Connected Trip lahir dari kebutuhan wisatawan untuk merencanakan segala sesuatu dengan cepat dan mudah, sambil tetap mendapatkan kenyamanan dan nilai tambah,” ujar Gede Gunawan, Senior Country Director Agoda for Indonesia.
Agoda semakin gencar mengoptimalkan kecerdasan buatan (AI), baik untuk membantu pelanggan maupun meningkatkan efisiensi operasional. Berkat AI, fitur seperti chatbot properti dan ringkasan ulasan otomatis kini tersedia, memungkinkan wisatawan mengambil keputusan pemesanan lebih cepat. Sementara itu, secara internal, AI membantu Agoda menganalisis data dengan lebih gesit agar bisa merespons tren pasar secara lebih sigap.
Tahun ini, Agoda merayakan 20 tahun mendampingi jutaan perjalanan dunia. Di Indonesia, perayaan ini ditandai kampanye Wonderful Indonesia bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
“Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk menjadi pusat pariwisata dunia. Dengan kolaborasi erat bersama pemerintah, mitra hotel, dan komunitas lokal, kami ingin memastikan pertumbuhan ini berlangsung inklusif dan berkelanjutan. Dua puluh tahun ini baru permulaan, dan kami bangga Indonesia menjadi bagian penting dari perjalanan Agoda,” tutup Gede Gunawan.
(*)
Baca Juga: Kamu Punya Gaya Traveling Berbeda dengan Pasangan? Coba Solusi Ini