Pasalnya, terdapat biaya arsitek yang perlu dibayarkan jika menggunakan jasa profesionalnya.
Namun, besarannya memang bervariasi, tergantung nilai konstruksi dan kompleksitas bangunan.
Pengertian Arsitek dan Layanan Jasanya
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Arsitek, arsitek adalah seseorang yang melakukan praktik arsitek.
Sementara praktik arsitek adalah penyelenggaraan kegiatan untuk menghasilkan karya arsitektur yang meliputi perencanaan, perancangan, pengawasan, dan/atau pengkajian untuk bangunan gedung dan lingkungannya, serta yang terkait dengan kawasan dan kota.
Menurut Pasal 4, lingkup layanan praktik arsitek meliputi:
Selain itu, layanan praktik arsitek dapat dilakukan bersama dengan profesi lain, meliputi:
Kemudian berdasarkan Pasal 5, pemberian layanan praktik arsitek wajib memenuhi standar kinerja arsitek yang mencakup kemampuan arsitek dalam menyediakan hasil:
Standar kinerja arsitek merupakan tolok ukur yang menjamin elisiensi, efektivitas, dan syarat mutu yang dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan praktik arsitek.
Lalu menurut Pasal 21, arsitek berhak menerima imbalan hasil kerja sesuai dengan perjanjian kerja.
Sebaliknya di dalam Pasal 25 tertulis bahwa pengguna jasa arsitek berkewajiban memberikan imbalan jasa sesuai dengan perjanjian kerja berdasarkan standar keprofesionalan arsitek.
Biaya Jasa Arsitek
Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Georgius Budi Yulianto mengatakan, anggapan masyarakat bahwa jasa arsitek mahal dinilai merupakan pandangan keliru.
Menurut pria akrab disapa Boegar itu, dengan melibatkan arsitek, justru bangunan menjadi lebih efisien, tepat guna, dan aman secara struktural maupun fungsional.
Karena, desain arsitektur bersifat tailor made, dirancang khusus untuk setiap tapak dan konteks sosial, kultural, serta iklim setempat. Sehingga, hasilnya selalu unik, efisien, dan sesuai kebutuhan pengguna.
Lantas ia mengungkapkan, tarif jasa arsitek di Indonesia berkisar antara 2–7 persen dari total nilai konstruksi, tergantung kompleksitas proyeknya.
"Semakin besar nilai konstruksi, persentase tersebut justru semakin kecil secara progresif. Nilai ini sepadan dengan jaminan keamanan, kenyamanan, dan keindahan yang akan didapatkan," jelas Boegar kepada Kompas.com, Senin (7/10/2025).
Lebih lanjut apabila merujuk laman IAI Jakarta dan IAI Jawa Timur, perhitungan biaya jasa arsitek mengacu pada hal yang sama, yakni biaya bangunan serta kategori bangunannya.
Rumus perhitungannya yaitu: biaya jasa arsitek = biaya bangunan x persentase kategori bangunan sesuai tabel.
| Total Biaya Bangunan | Bangunan Khusus | Bangunan Sosial | Bangunan Kategori 1 | Bangunan Kategori 2 | Bangunan Kategori 3 |
| Kurang dari Rp 200 juta | Mengikuti ketentuan pemerintah | kurang dari 2,5% | 6,5% | 7% | 8% |
| Rp 200 juta | sda | 2,5% | 6,5% | 7% | 8% |
| Rp 2 miliar | sda | 2,5% | 5,51% | 5,90% | 6,48% |
| Rp 4 miliar | sda | 4,78% | 5,13% | 5,60% | |
| Rp 20 miliar | sda | 4,20% | 4,52% | 4,92% | |
| Rp 40 miliar | sda | 3,71% | 4,01% | 4,38% | |
| Rp 60 miliar | sda | 3,29% | 3,58% | 3,92% | |
| Rp 80 miliar | sda | 2,92% | 3,20% | 3,52% | |
| Rp 100 miliar | sda | 2,60% | 2,88% | 3,18% | |
| Rp 120 miliar | sda | 2,32% | 2,59% | 2,88% | |
| Rp 140 miliar | sda | 2,07% | 2,34% | 2,62% | |
| Rp 160 miliar | sda | 1,86% | 2,12% | 2,39% | |
| Rp 180 miliar | sda | 1,67% | 1,98% | 2,20% | |
| Rp 200 miliar | sda | 1,51% | 1,76% | 2,03% | |
| Rp 220 miliar | sda | 1,37% | 1,62% | 1,88% | |
| Rp 240 miliar | sda | 1,25% | 1,51% | 1,76% | |
| Rp 260 miliar | sda | 1,16% | 1,41% | 1,67% | |
| Rp 280 miliar | sda | 1,09% | 1,34% | 1,59% | |
| Rp 300 miliar | sda | 1,04% | 1,29% | 1,54% | |
| Rp 500 miliar | sda | 1,00% | 1,25% | 1,50% | |
| Lebih dari Rp 500 miliar | sda | 1,00% | 1,25% | 1,50% |
Lebih lanjut, penjelasan mengenai masing-masing kategori bangunan sebagai berikut:
1. Bangunan Khusus
Bangunan-bangunan yang dimiliki, digunakan, dan dibiayai oleh Pemerintah sesuai tercantum dalam Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2. Bangunan Sosial
Bangunan yang berfungsi sosial yang tidak bersifat komersial (non-komersial):
3. Bangunan Kategori 1
Memiliki karakter sederhana, kompleksitas, dan tingkat kesulitan yang rendah:
4. Bangunan Kategori 2
Memiliki karakter, kompleksitas, dan tingkat kesulitan rata-rata:
5. Bangunan Kategori 3
Memiliki karakter khusus, kompleksitas, dan tingkat kesulitan tinggi:
https://www.kompas.com/properti/read/2025/10/07/093000921/berapa-biaya-jasa-arsitek-berikut-acuan-perhitungannya