KOMPAS.com - Di tengah perkembangan teknologi dan kesadaran lingkungan, barak militer tidak lagi sekadar bangunan sederhana dengan ranjang besi dan aula besar.
Arsitektur barak militer modern kini mengadopsi desain futuristik yang menggabungkan efisiensi energi, fungsionalitas tinggi, dan kenyamanan penghuni, sambil tetap mendukung misi disiplin dan pelatihan.
Di Indonesia, program seperti pembinaan siswa nakal di barak militer Jawa Barat (dimulai 2 Mei 2025) menunjukkan pentingnya fasilitas yang mendukung pendidikan karakter.
Namun, bagaimana arsitektur barak militer modern dirancang untuk hemat energi dan relevan dengan era keberlanjutan?
Baca juga: Ramai soal Barak Militer, Seperti Apa Konstruksi Bangunannya?
Barak militer modern harus memenuhi tiga tujuan utama: fungsionalitas operasional, kesejahteraan penghuni, dan keberlanjutan lingkungan.
Menurut laporan U.S. Army Corps of Engineers (2023), fasilitas militer di seluruh dunia menghabiskan energi signifikan, mendorong adopsi desain hemat energi untuk mengurangi jejak karbon.
Dengan visi net-zero emissions (NZE), arsitektur barak militer modern menjadi bagian dari transformasi infrastruktur.
Desain Modular dan Fleksibel
Bangunan menggunakan sistem modular (panel prefabrikasi) yang memungkinkan perakitan cepat dan adaptasi ruang.
Menurut Modular Building Institute, manfaat desain modular dan fleksibel ini dapat mengurangi waktu dan biaya konstruksi hingga 30 persen.
Contohnya adalah Barak Fort Carson, Colorado, yang menggunakan modul prefabrikasi untuk fleksibilitas, mendukung pelatihan dan akomodasi.
Efisiensi Energi dengan Teknologi Cerdas
Pemanfaatan panel surya, lampu LED sensor gerak, dan sistem manajemen energi berbasis IoT telah diimplementasikan di sejumlah barak militer dunia.
Pemanfaatkan tekologi ini dapat mengurangi konsumsi energi hingga 40 persen, sebagaimana laporan US Department of Defense pada 2023.
Untuk yang satu ini, Barak Net-Zero Energy di Fort Hunter Liggett, California, bisa menjadi contoh karena menghasilkan 100 persen energi dari surya, dan menjadi model keberlanjutan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya