Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Rumah Naik Tipis, Samarinda dan Denpasar Pimpin Perlambatan

Kompas.com - 07/05/2025, 12:21 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

KOMPAS.com - Harga rumah di Indonesia menunjukkan kenaikan yang terbatas pada tiga bulan pertama tahun 2025.

Hal itu berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI) bertajuk Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Triwulan I-2025.

Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada Triwulan I-2025 hanya tumbuh sebesar 1,07 persen (yoy). Jumlah itu lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 1,39 persen (yoy).

Baca juga: Batas Maksimal Gaji Diubah, Pengembang Minta Harga Rumah Subsidi Naik

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan kenaikan harga rumah kecil dan menengah.

Harga rumah kecil tumbuh sebesar 1,39 persen (yoy), ebih rendah dibandingkan dengan 1,84 persen (yoy) pada Triwulan IV-2024. Kemudian harga rumah menengah tumbuh sebesar 1,14 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan 1,31 persen (yoy) pada Triwulan IV-2024.

Sementara itu, harga rumah besar tumbuh relatif stabil sebesar 0,96 persen (yoy).

Samarinda dan Denpasar Memimpin Perlambatan Harga Rumah

Secara spasial, dari 18 kota yang disurvei, 12 kota di antaranya mencatat perlambatan IHPR secara tahunan.

Perlambatan pertumbuhan harga rumah yang terbesar tercatat di Samarinda dan Denpasar.

Di Samarinda dari sebesar 2,36 persen (yoy) pada Triwulan IV-2024 menjadi 0,18 persen (yoy) pada Triwulan I-2025. Lalu di Denpasar dari 1,79 persen (yoy) pada Triwulan IV-2024 menjadi 0,90 persen (yoy) pada Triwulan I-2025.

Baca juga: Ini Batas Harga Rumah di Jabodetabek yang Bisa Dibeli dengan Gaji Rp 5 Juta

Sementara itu, harga rumah di enam kota sisanya tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Terutama di Banjarmasin yang meningkat dari 1,29 persen (yoy) menjadi 2,18 persen (yoy).

Akselerasi harga juga terjadi di Semarang dan Palembang, dari masing-masing tumbuh sebesar 0,62 persen (yoy) dan 1,29 persen (yoy) menjadi 0,85 persen (yoy) dan 1,43 persen (yoy).

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau