JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diharapkan dapat mencontoh Singapura soal pengadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam kurun 10 tahun ke depan.
Menurut Ketua Umum Ikatan Ahli Rancang Tata Kota Indonesia (IARKI) sekaligus Founder of Urban+ Sibarani Sofian, negeri jiran Indonesia tersebut menargetkan RTH seluas 1.000 hektar pada tahun 2029 mendatang. Padahal, wilayahnya tak sebanding dengan Jakarta.
"Itu dalam 10 tahun ke depan artinya 2029 nanti akan menambah luasan RTH sebesar 1.000 hektar. Singapura sekecil itu berani target 1.000 hektar dalam 10 tahun," ucap dia dalam acara Architalks di Jakarta, Kamis (31/7/2025).
Baca juga: Arsitek Ungkap Taman Bisa Raup Cuan, Ini Rahasianya
Sibarani mengungkapkan, penghasilan dari taman merupakan bagian dari apresiasi terhadap fasilitas publik tersebut.
"Yang mau saya angkat disini adalah bagaimana apresiasi kita, valuation (penilaian) kita terhadap taman," lanjutnya.
Namun Sibarani menekankan, kebijakan tersebut tidak hanya terpusat di Jakarta, melainkan kota-kota lain di seluruh Indonesia.
"Jadi, tadi di Jakarta sangat sektoral enggak cuma di Jakarta, (tapi juga) dimana-mana," lanjutnya lagi.
Pemerintah perlu mempertimbangkan land value creation (penciptaan nilai tanah) terhadap taman, terutama jika rumah-rumah berada dekat fasilitas publik tersebut.
Menurut Sibarani, harga rumah pun bisa naik sekitar 6 persen-7 persen jika lokasinya dekat taman.
Baca juga: Berwisata di Sekitar Tol Trans-Sumatera, Ada Taman Nasional hingga Museum
Namun, semua hal ini tergantung pada seberapa luas taman tersebut agar bisa memberikan dampak yang lebih besar.
Sibarani mengungkapkan hal ini dalam acara Architalks di Jakarta, Kamis (31/7/2025).
"Walaupun kita (IARKI) masih belum men-survey ukuran minimumnya berapanya (luas taman). Belum tentu juga, kita belum tau. Tapi, saya mengundang teman-teman dari akademis kalau mau membuat riset," ungkap Sibarani.
Dengan riset tersebut, tentunya bisa membantu Pemprov DKI Jakarta agar mengetahui berapa besar anggaran yang dibutuhkan.
Sibarani menjelaskan, rumah-rumah dekat taman ini memiliki manfaat yang begitu besar, baik dari sisi kesehatan, fasilitas yang didapatkan, maupun dari sisi networking (jaringan).
"Dan bahkan kalau dia berada di dalam urban forest potential land value-nya (nilai potensial tanah dekat hutan perkotaan) dari 17 persen sampai 19,2 persen. Itu berdasarkan riset ini ya," sambung dia.