Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Ada Efisiensi Anggaran, Transaksi Hotel 2025 Tembus 150 Juta USD

Kompas.com - 14/08/2025, 17:49 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pasar hotel di Jakarta pada paruh pertama 2025 menunjukkan ketahanan meski dihadapkan pada efisiensi anggaran, baik dari sisi domestik maupun pemerintah.

Jones Lang LaSalle Incorporated (JLL) Indonesia memproyeksikan volume transaksi hotel tahun ini mencapai sekitar 150 juta dollar AS, naik dari 20 juta dollar AS pada semester I-2025.

JLL  mencatat, hingga Juni 2025, pendapatan per kamar tersedia masih tumbuh 2,8 persen secara tahunan, walau tingkat okupansi turun 4,1 poin persentase dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Banyak Liburan Bikin Tingkat Hunian Hotel Turun

Executive Vice President, Investment Sales, Hotels & Hospitality Group, JLL Asia Pacific, Julien Naouri, menjelaskan bahwa sebagian besar wisatawan domestik di Indonesia berasal dari kelompok milenial dan Gen Z berusia 25–40 tahun.

"Mereka sangat dipengaruhi media sosial dan platform digital, sehingga mendorong hotel beradaptasi menjadi lebih bergaya hidup (lifestyle hotel)," ujarnya dalam paparan Jakarta Property Market Update, Kamis (14/8/2025).

Menurut Julien, pergeseran ini membuat tamu lebih mencari pengalaman, bukan sekadar akomodasi.

Mereka bersedia berpindah dari kelas menengah ke menengah atas, bahkan ke segmen mewah, tergantung daya beli.

Baca juga: Merauke Bakal Punya Hotel Bintang Empat Bertaraf Internasional Perdana

"Dari sisi investor, hotel di segmen bujet atau menengah memiliki keterbatasan tarif. Sementara di segmen upscale hingga luxury, potensi pendapatan lebih besar karena tarif tidak terlalu terbatasi," kata dia.

JLL mencatat tidak ada pasokan hotel baru di Jakarta pada kuartal II 2025. Dua properti, yakni Hotel Okura Jakarta dan PARKROYAL Jakarta direncanakan beroperasi akhir tahun ini.

Meski sektor meetings, incentives, conferences, exhibitions (MICE) masih tertekan akibat pengurangan belanja, pelonggaran kebijakan penghematan pada Juni 2025 diharapkan meringankan tekanan tersebut.

"Tekanan jangka pendek pada hotel Jakarta diperkirakan hanya sementara seiring menguatnya permintaan domestik," lanjutnya.

Dari sisi investasi, minat investor terhadap pasar hotel Indonesia tetap positif. Ketertarikan terutama mengarah ke segmen menengah atas dan mewah yang berafiliasi dengan merek internasional ternama.

Investor juga melirik properti dengan status kosong sehingga dapat dikelola dengan merek sendiri.

Bisnis Hotel Jakarta Masih Menjanjikan

Prospek bisnis hotel di Jakarta dinilai masih menjanjikan. Presiden Direktur Astra Property Wibowo Muljono menyampaikan, selama Jakarta masih menjadi pusat bisnis dan ekonomi di Indonesia, sektor bisnis hotel masih akan tetap tumbuh.

"Jadi kita melihat sebenarnya selama aktivitas bisnis di Jakarta ini terus berjalan, dan Jakarta menjadi pusat bisnis dan pusat ekonomi di Indonesia, kita melihat prospek ke depannya akan ada terus," kata Bowo dalam media gathering di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (22/04/2025).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau