BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Pasar properti residensial di Kota Balikpapan memasuki fase baru pada Triwulan II-2025.
Setelah sempat mengalami lonjakan permintaan dan harga signifikan akibat euforia pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), kini pasar mulai melambat dan kembali ke pola normal.
Menurut Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia, pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Balikpapan melambat menjadi 0,96 persen (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 1,31 persen (yoy).
Baca juga: Ingin Tinggal di Kabupaten Lampung Selatan? Ini Pilihan Rumah Murah
Kepala BI Perwakilan Balikpapan Robi Ariadi menuturkan, perlambatan ini terutama dipicu oleh menurunnya pertumbuhan harga rumah tipe kecil dan tipe menengah.
Meskipun harga melambat, ada pergeseran menarik dalam dinamika penjualan. Jika pada triwulan sebelumnya rumah tipe kecil mendominasi, kini rumah tipe menengah mengambil alih posisi teratas sebagai unit yang paling banyak terjual.
"Ini menunjukkan adanya peningkatan permintaan dari masyarakat untuk hunian yang lebih luas, dan juga didorong oleh kehadiran sejumlah klaster baru yang menawarkan tipe rumah menengah," usar Robi, dikutip Kompas.com, Kamis (28/8/2025).
Baca juga: Ara: Rumah Gratis dari Pengembang Wujud Berbaginomics
Menanggapi perlambatan ini, para pengembang properti mengambil langkah strategis dengan lebih memprioritaskan penjualan rumah tipe menengah dan kecil.
Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan nilai penjualan seiring dengan melambatnya harga pada kedua tipe tersebut.
Di sisi lain, penjualan properti residensial secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 11 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.
Penurunan ini sejalan dengan perlambatan pertumbuhan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) di Balikpapan yang hanya tumbuh 7,14 persen (yoy).
Baca juga: Lippo Renovasi 1.500 RTLH, Dukung Program 3 Juta Rumah Prabowo
Menariknya, meskipun penjualan menurun, KPR tetap menjadi skema pembiayaan utama. Sebanyak 89 persen dari total penjualan di triwulan II-2025 menggunakan KPR, meningkat dari 84% pada triwulan sebelumnya.
Hal ini menunjukkan bahwa peran perbankan, terutama dalam penyaluran KPR, masih sangat krusial bagi keberlangsungan pasar properti di Balikpapan.
Bank Indonesia sendiri terus berupaya mendukung pertumbuhan ini melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca juga: SMF dan PNM Sepakat Renovasi 40.000 Rumah
Kebijakan ini menyalurkan insentif ke berbagai sektor prioritas, termasuk Real Estate, sebagai bagian dari upaya mendukung pertumbuhan ekonomi dan selaras dengan program-program pemerintah.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini