JAKARTA, KOMPAS.com - PT Hutama Karya (Persero) dipercaya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memperbaiki sejumlah jaringan irigasi nasional dengan meraih enam kontrak rehabilitasi jaringan irigasi di lima wilayah Indonesia yakni di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Riau, dan Sulawesi Utara.
"Proyek strategis ini akan memberikan dampak pada peningkatan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional," terang Executive Vice President (EVP) Sekretaris Hutama Karya Adjib Al Hakim dalam siaran pers, Kamis (4/9/2025).
Keenam proyek tersebut meliputi Rehabilitasi Jaringan Irigasi di BBWS Bengawan Solo Paket 1 dan 2, Rehabilitasi Jaringan Irigasi di BWS Sumatera III Paket 1 dan 2, serta masing-masing 1 paket di BWS Sulawesi I dan BBWS Cimanuk Cisanggarung.
Baca juga: Raup Kontrak Baru Rp 302 Miliar, WIKA Garap Irigasi di Jawa-Sumatera
Keseluruhan proyek ini merupakan bagian integral dari Program Optimasi Lahan (OPLAH) yang mendukung pencapaian swasembada pangan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Mobilisasi pekerjaan dimulai pada Rabu, (3/9/2025) dengan target penyelesaian seluruhnya pada Desember 2025.
“Melalui rehabilitasi jaringan irigasi di lima wilayah strategis ini, Hutama Karya berperan langsung dalam meningkatkan efisiensi distribusi air untuk lahan pertanian, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani,” ujar Adjib.
Adjib menjelaskan, pengerjaan proyek-proyek rehabilitasi ini akan mencakup berbagai komponen infrastruktur irigasi kritis.
Ini dimulai dari rehabilitasi saluran primer, sekunder, dan tersier, hingga perbaikan bangunan pengatur dan penggantian pintu air yang rusak.
Dengan total panjang saluran yang direhabilitasi mencapai lebih dari 76.190 meter dan luas area layanan lebih dari 10.702 hektar, proyek ini akan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat di berbagai kabupaten.
Baca juga: Raup Kontrak Baru Rp 302 Miliar, WIKA Garap Irigasi di Jawa-Sumatera
Rehabilitasi ini bukan sekadar perbaikan infrastruktur, tetapi investasi strategis untuk masa depan ketahanan pangan Indonesia.
"Dengan kondisi jaringan irigasi yang lebih baik, petani dapat mengoptimalkan intensitas tanam dan meningkatkan produktivitas lahan mereka,” tambah Adjib.
Dalam pelaksanaannya, Hutama Karya akan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) serta memanfaatkan teknologi konstruksi modern untuk memastikan kualitas dan ketepatan waktu penyelesaian.
Perusahaan juga berkomitmen untuk memaksimalkan penyerapan tenaga kerja lokal, dengan target minimal 80 persen sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.
Untuk meminimalkan gangguan terhadap aktivitas pertanian selama konstruksi, Hutama Karya akan melakukan koordinasi intensif dengan petani, pemerintah desa, dan stakeholder (pemangku kepentingan) terkait untuk menyusun metode kerja yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan lapangan.
Keenam proyek rehabilitasi irigasi merupakan implementasi Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2025 untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian serta percepatan pencapaian swasembada pangan.
Baca juga: Optimalkan Irigasi Halmahera Timur, Jaringan Akedaga dan Opiyang Direhabilitasi
Ini merupakan upaya mewujudkan Asta Cita poin 2 melalui optimalisasi infrastruktur irigasi yang handal dan berkelanjutan. Rehabilitasi sejumlah irigasi ini sepenuhnya didanai melalui APBN 2025.
“Oleh kakarena itu, kami akan menggarap proyek ini dengan sungguh-sungguh agar dampak positif peningkatan produktivitas pertanian nasional serta kesejahteraan petani di enam wilayah tersebut dapat segera terealisasi,” tutup Adjib.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini