KOMPAS.com - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengungkapkan penyebab trafik 21 jalan tol yang masih sepi pengguna.
Seperti diketahui, sebelumnya Menteri PU Dody Hanggodo mengungkap ada 21 jalan tol yang realisasi volume lalu lintasnya pada tahun 2024 masih di bawah 50 persen dari Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).
Baca juga: 21 Jalan Tol Masih Sepi, Pemerintah Hitung-hitungan dengan BUJT
21 jalan tol yang dikemukakan saat Rapat Panja Pengawasan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol dengan Komisi V DPR RI pada Rabu (24/9/2025) itu meliputi:
Baca juga: Dirut Jasa Marga Buka Suara Soal 21 Jalan Tol Masih Sepi
Terkait hal ini, BPJT menjelaskan bahwa investasi pada sektor jalan tol merupakan investasi jangka panjang, dengan masa pengembalian rata-rata memerlukan waktu mulai dari sekitar 40 tahun.
Dengan masa pengembalian investasi yang relatif panjang, umumnya jumlah bangkitan kendaraan di jalan tol pada awal masa operasi belum mencapai tingkat optimal, sehingga masih berpotensi terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
"Jika dilihat di jaringan jalan tol kita, tentunya jalan tol yang telah beroperasi 20 tahun ke atas kondisi trafiknya sudah cukup mature, sedangkan daftar jalan tol yang kami sampaikan pada Rapat Kerja bersama Komisi V DPR RI pada 24 September 2025 yang lalu, adalah jalan tol yang beroperasinya masih kurang dari 20 tahun dan masih berpotensi terjadi kenaikan trafik," beber BPJT dalam keterangannya kepada Kompas.com, Senin (20/10/2025).
Baca juga: 21 Jalan Tol di Indonesia Masih Sepi Pengguna, Ini Daftarnya
Menurut BPJT, kondisi trafik pada sejumlah ruas jalan tol yang masih rendah tersebut merupakan gambaran situasi dinamis saat ini. Di mana sebagian ruas masih berada pada tahap awal atau belum sepenuhnya mature.
"Kami meyakini bahwa seiring dengan berkembangnya wilayah yang terakses oleh jalan tol akan memberikan dampak dengan bertambahnya konektivitas, serta meningkatnya aktivitas ekonomi seiring dengan peningkatan trafik jalan tol," ujarnya.
Pasalnya, pembangunan jalan tol tidak semata-mata ditujukan untuk melayani lalu lintas yang telah ada sebelumnya. Melainkan juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta membuka konektivitas menuju kawasan-kawasan masih dalam tahap pengembangan, seperti kawasan industri, pariwisata, pelabuhan, maupun permukiman.
"Dengan perkembangan tersebut, diharapkan trafik jalan tol pada ruas-ruas yang relatif baru akan terus tumbuh, sehingga manfaatnya bagi masyarakat dan perekonomian nasional dapat semakin meningkat," tuturnya.
Pemerintah bersama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) akan melakukan upaya terbaik untuk terus mendorong konektivitas jaringan jalan dan berkoordinasi dengan pihak terkait atas kawasan-kawasan yang dihubungkan dengan jalan tol.
"Kami pun mengharapkan jaringan jalan tol yang telah ada saat ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pengembangan wilayah pada pusat aktivitas ekonomi maupun industri, sehingga berdampak pada terjadinya pertumbuhan ekonomi dan bisnis serta lapangan kerja dapat tumbuh merata dan berkelanjutan," terangnya.
Baca juga: 15 Proyek PSN Jalan Tol Tahap Konstruksi, Ekonomi Kawasan Siap Melesat
Menanggapi kekhawatiran mengenai kondisi trafik yang belum optimal, BPJT akan tetap memaksimalkan pemenuhan pelayanan jalan tol, diikuti dengan penilaian kinerja BUJT melalui pemenuhan SPM.
"Pemerintah melalui BPJT senantiasa melakukan pengawasan secara berkelanjutan terhadap pelaksanaan SPM, serta tidak segan memberikan teguran maupun sanksi kepada Badan Usaha Jalan Tol yang tidak memenuhi ketentuan tersebut," tutup BPJT.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang