KOMPAS.com - Makanan atau minuman yang diperkaya kolagen diklaim menawarkan sejumlah manfaat yang mengesankan, mulai dari tulang yang lebih kuat hingga kulit yang lebih kencang dan awet muda.
Memang benar bahwa kolagen adalah protein penting untuk banyak aspek kesehatan dan kesejahteraan tubuh, tetapi apakah makanan dan minuman yang mengandung kolagen benar-benar bermanfaat?
Ditemukan di kulit, rambut, kuku, tendon, tulang rawan, dan tulang, kolagen adalah protein struktural utama di jaringan tubuh.
Meskipun tubuh terus-menerus memproduksi kolagen baru, laju produksinya mulai melambat di usia 20-an.
Ditambah lagi, kolagen yang sudah ada di kulit akan mengalami kerusakan akibat paparan sinar matahari, asap rokok, konsumsi alkohol, dan pola makan manis.
Baca juga: Produk Kecantikan dan Perawatan Kulit yang Harus Dihindari Saat Hamil
Jika demikian, kulit yang menua dengan lebih sedikit kolagen terlihat lebih tipis, kendur, dan memiliki lebih banyak garis halus.
Maka, masuk akal jika banyak orang yang mencari produk yang dapat mengembalikan kekayaan kolagen di kulit.
Saat ini, banyak minuman suplemen dan makanan kesehatan yang diperkaya kolagen. Meski beberapa bukti ilmiah menunjukkan bahwa mungkin ada manfaat dari konsumsi suplemen berkualitas tinggi secara teratur, tidak semua ahli menyarankan hal ini.
Kolagen adalah molekul yang sangat besar, dan ketika dikonsumsi secara oral melalui suplemen, molekul tersebut akan dipecah menjadi komponen asam amino.
Lantas, bagaimana hal ini menghasilkan kolagen baru di kulit?
Joshua Zeichner, profesor dermatologi di Rumah Sakit Mount Sinai, menjelaskan, teori di balik suplementasi kolagen adalah ketika tubuh menelan dan mencernanya, komponen kolagen yang telah dipecah tersebut akan bersirkulasi dalam darah, dan memberi sinyal pada sistem kekebalan tubuh bahwa telah terjadi kerusakan, sehingga tubuh memerlukan lebih banyak produksi kolagen untuk memperbaikinya.
Baca juga: Atasi Kulit Kendur dengan Gabungan Dermal Filler dan Biostimulator
Saat ini, tidak banyak literatur akademis yang menjelaskan efek suplemen kolagen terhadap kesehatan kulit.
Namun, peneliti dua tinjauan sistematis terpisah, satu dari tahun 2021 dan satu lagi dari tahun 2019, menemukan bahwa suplemen kolagen memang memengaruhi elastisitas dan hidrasi kulit, meski efeknya hilang setelah suplemen berhenti dikonsumsi.
Terkait keberhasilan suplemen kolagen, ada banyak faktor yang dapat memengaruhi kulit, termasuk gaya hidup.
Jadi, sangat sulit untuk mengetahui apakah perbaikan pada kulit disebabkan oleh minuman kolagen atau faktor lainnya. Belum lagi, banyak suplemen kolagen atau makanan kesehatan yang juga mengandung vitamin dan antioksidan lain yang juga berpotensi memberikan manfaat.
Zeichner menyarankan, jika benar-benar mengkhawatirkan kolagen di tubuh, langkah yang lebih penting adalah dengan rutin menggunakan tabir surya dan produk perawatan kulit seperti asam glikolat, retinol, dan alternatif retinol seperti bakuchiol.
Tapi, jika ingin mencoba suplemen kolagen pun tidak apa-apa. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa suplemen kolagen (jika diminum dengan benar, sesuai petunjuk) berbahaya bagi kesehatan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini