Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kafein dalam Darah Bisa Pengaruhi Lemak Tubuh dan Risiko Diabetes

Kompas.com - 16/05/2025, 08:32 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Apakah kamu termasuk penikmat kopi atau teh yang mengandung kafein? Jika iya, sebuah studi terbaru mungkin akan menambah alasan untuk mendapatkan manfaat lain dari minuman favorit tersebut.

Penelitian yang diterbitkan pada Maret 2023 di BMJ Medicine mengungkapkan bahwa kadar kafein dalam darah seseorang dapat berpengaruh terhadap jumlah lemak tubuh yang dimiliki, dan hal ini berkaitan dengan risiko terkena diabetes tipe 2.

Kafein, Lemak Tubuh, dan Risiko Diabetes

Tim peneliti dari Karolinska Institute (Swedia), University of Bristol, dan Imperial College London menemukan bahwa kadar kafein plasma yang lebih tinggi secara genetik dikaitkan dengan indeks massa tubuh (BMI) dan massa lemak tubuh yang lebih rendah.

"Prediksi genetik terhadap konsentrasi kafein plasma yang lebih tinggi berhubungan dengan BMI dan massa lemak tubuh yang lebih rendah, yang artinya kabar baik bagi kesehatan," tulis para peneliti dalam laporan mereka.

Tidak hanya itu, kadar kafein yang tinggi juga terkait dengan penurunan risiko terkena diabetes tipe 2. Menariknya, sekitar setengah dari efek perlindungan kafein terhadap diabetes ini tampaknya dimediasi oleh penurunan BMI.

Baca juga: Rahasia Membuat Kopi Enak dan Hemat, Menurut Ilmu Fisika

Mengapa Bisa Terjadi?

Penelitian ini menganalisis data genetik dari hampir 10.000 orang yang diambil dari berbagai basis data genetik yang sudah ada. Fokus utama mereka adalah pada variasi gen yang berpengaruh terhadap kecepatan tubuh memetabolisme kafein, terutama gen CYP1A2 dan gen pengaturnya, AHR.

Secara umum, orang yang memiliki variasi genetik yang memperlambat pemecahan kafein cenderung memiliki kadar kafein lebih lama di dalam darah. Namun, mereka justru cenderung mengonsumsi kafein dalam jumlah lebih sedikit.

Dengan menggunakan pendekatan yang dikenal sebagai Mendelian randomization, para peneliti mencoba menilai hubungan kausal antara variasi genetik, penyakit seperti diabetes, massa tubuh, dan faktor gaya hidup.

Baca juga: Stenophylla: Kopi Terlupakan yang Bisa Menyelamatkan Dunia

Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Minum Kopi Setiap Hari?Shutterstock/Farknot Architect Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Minum Kopi Setiap Hari?

Bukan Segalanya tentang Jantung

Meski penelitian ini menemukan hubungan kuat antara kafein, lemak tubuh, dan risiko diabetes tipe 2, tidak ditemukan kaitan yang signifikan antara kadar kafein dalam darah dan penyakit kardiovaskular seperti fibrilasi atrium, gagal jantung, atau stroke.

Penelitian sebelumnya memang telah menunjukkan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah sedang dapat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan membantu menurunkan BMI. Namun, temuan terbaru ini memberikan gambaran yang lebih rinci tentang bagaimana kafein memengaruhi tubuh manusia.

Baca juga: Kopi Rasanya Pahit, tapi Mengapa Banyak Orang Suka?

Potensi Manfaat dan Batasan

Peneliti mencatat bahwa: "Uji coba jangka pendek sebelumnya menunjukkan bahwa konsumsi kafein bisa mengurangi berat badan dan massa lemak, tetapi efek jangka panjangnya masih belum diketahui."

Mengapa kafein bisa berpengaruh? Salah satu hipotesisnya adalah karena kafein meningkatkan proses termogenesis (produksi panas) dan oksidasi lemak (mengubah lemak menjadi energi) — dua proses penting dalam metabolisme tubuh.

Namun, seperti yang sering terjadi dalam dunia medis, tidak ada yang sepenuhnya hitam atau putih. Meskipun hasil penelitian ini menjanjikan, para peneliti mengingatkan bahwa pendekatan Mendelian randomization memiliki keterbatasan, dan bisa jadi ada faktor lain yang memengaruhi hasil tersebut.

Benjamin Woolf, seorang ahli epidemiologi genetik dari University of Bristol, mengatakan: "Uji coba acak terkontrol diperlukan untuk menilai apakah minuman berkafein tanpa kalori dapat berperan dalam mengurangi risiko obesitas dan diabetes tipe 2."

Dengan mengingat betapa luasnya konsumsi kafein di seluruh dunia, bahkan efek metabolik kecil sekalipun bisa memberikan dampak kesehatan yang besar di tingkat populasi.

Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang potensi kafein dalam memengaruhi kesehatan metabolik, khususnya terkait lemak tubuh dan risiko diabetes.

Meski belum final, temuan ini membuka pintu untuk eksplorasi lebih lanjut — mungkin suatu hari nanti, secangkir kopi bukan hanya menjadi teman pagi, melainkan juga bagian dari strategi kesehatan kita.

Baca juga: Apakah Minum Kopi Bisa Membantu Hidup Lebih Lama?

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau