Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Planet Raksasa Mengorbit Bintang Kecil: Misteri Besar di Alam Semesta

Kompas.com - 05/06/2025, 17:56 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah penemuan mencengangkan kembali mengguncang dunia astronomi. Sebuah planet raksasa ditemukan mengorbit bintang merah super-kecil—sesuatu yang selama ini dianggap nyaris mustahil. Planet ini dinamai TOI-6894b, dan ia mengorbit sebuah bintang kerdil merah (red dwarf) yang ukurannya hanya seperlima dari Matahari. Lalu bagaimana mungkin bintang sekecil itu bisa "melahirkan" planet sebesar Saturnus?

TOI-6894b memiliki radius sebesar 86% dari radius Jupiter, menjadikannya sekelas planet raksasa gas di Tata Surya kita. Tapi yang mengejutkan, bintang induknya, TOI-6894, hanya memiliki 23% radius dan 21% massa Matahari—bintang terkecil yang diketahui memiliki planet sebesar ini.

“Saya sangat antusias dengan penemuan ini,” ungkap Edward Bryant, astrofisikawan dari University of Warwick dan pemimpin tim peneliti internasional tersebut. “Kami tidak menyangka planet sebesar TOI-6894b bisa terbentuk di sekitar bintang dengan massa sekecil ini. Penemuan ini akan menjadi tonggak penting dalam memahami batas-batas pembentukan planet raksasa.”

Baca juga: WASP-121b: Planet Super Panas di Mana Silikon Menjadi Gas

Dari Mana Bahan Bakunya?

Teori kelahiran planet menyebutkan bahwa planet terbentuk dari sisa material yang tidak terpakai saat bintang induknya terbentuk. Namun, jumlah material ini diyakini bergantung pada massa bintangnya. Artinya, semakin kecil bintang, semakin sedikit pula sisa material pembentuk planet.

Secara teori, bintang kerdil merah seperti TOI-6894 tidak seharusnya memiliki cukup material untuk membentuk planet raksasa. Tapi kenyataannya, planet-planet ‘mustahil’ seperti TOI-6894b terus ditemukan, menandakan ada sesuatu yang belum kita pahami sepenuhnya dalam proses pembentukan planet.

Baca juga: Tertangkap, Proses Kelahiran Planet dari Sistem Bintang Muda

Penemuan Lewat Data dan Observatorium Canggih

Bryant dan timnya memulai pencarian dengan menyaring data dari TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) terhadap lebih dari 91.000 bintang kerdil merah. Tujuannya: mencari planet raksasa tersembunyi. Dan di situlah mereka menemukan TOI-6894b.

Kemudian, dengan bantuan teleskop raksasa Very Large Telescope (VLT) milik European Southern Observatory (ESO), mereka mengonfirmasi bahwa TOI-6894b memang ada, dan ukurannya luar biasa besar dibandingkan bintang induknya.

Menariknya, TOI-6894b ditemukan melalui metode transit, yaitu ketika planet melintas di depan bintangnya, menyebabkan penurunan cahaya yang bisa dideteksi. Penurunan cahayanya mencapai 17%—angka yang sangat besar dan jarang terjadi.

Meski demikian, TOI-6894b ternyata hanya memiliki 17% massa Jupiter, artinya atmosfernya kemungkinan sangat ringan dan menyebar, menjadikannya kandidat ideal untuk studi atmosfer.

Selama transit, cahaya dari bintang TOI-6894 bisa melewati atmosfer planet dan mengalami perubahan oleh kandungan gas di sana. Dengan analisis spektral, para ilmuwan bisa “mengintip” komposisi kimianya. Tim astronom bahkan telah mengajukan waktu pengamatan dengan teleskop canggih James Webb Space Telescope (JWST) untuk mengkaji atmosfer planet ini, dan mereka berharap bisa menemukan kandungan metana yang melimpah.

Baca juga: Peneliti Temukan Planet yang Menyusut Tiap Kali Mengorbit Bintangnya

Tantangan bagi Teori Pembentukan Planet

Dua teori utama pembentukan planet gas raksasa saat ini adalah:

  • Akresi inti bertahap—material padat bertumpuk membentuk inti, lalu menarik gas di sekitarnya.
  • Kolah gravitasi disk protoplanet—area padat pada cakram gas langsung runtuh membentuk planet.

Namun, menurut pengamatan tim, tidak ada skenario yang sepenuhnya cocok untuk menjelaskan TOI-6894b. Diperlukan data lebih detail mengenai komposisi atmosfer planet ini untuk menyingkap rahasia pembentukannya.

“Ini penemuan yang sangat menarik. Kita belum benar-benar mengerti bagaimana bintang sekecil ini bisa membentuk planet sebesar itu,” kata Vincent Van Eylen, astrofisikawan dari University College London.

Temuan ini bukan hanya soal satu planet aneh di sistem bintang jauh. Ini adalah peluang bagi umat manusia untuk menggali ulang pemahaman kita tentang pembentukan planet dan Tata Surya.

“Dengan menemukan sistem keplanetan yang berbeda dari Tata Surya kita, kita bisa menguji model-model kita dan lebih memahami bagaimana Tata Surya terbentuk,” pungkas Van Eylen.

Penemuan luar biasa ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy dan menjadi bahan diskusi hangat di kalangan astronomi modern.

Baca juga: Benarkah Teleskop James Webb Menemukan Kehidupan di Planet K2-18b?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau