Penemuan serupa juga ditemukan pada studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Animal Cognition. Dalam riset tersebut, anjing Labrador diminta mengendus keringat dari pria yang menonton video lucu dan video menakutkan.
Setelah sampel diletakkan dalam kotak, anjing dibiarkan di ruangan bersama pemilik dan satu orang asing. Reaksinya cukup jelas.
“Ketika anjing mencium bau dari orang yang bahagia, mereka lebih sering berinteraksi dengan orang asing,” kata Prof. Biagio D’Aniello dari Universitas Naples Federico II, Italia.
Sebaliknya, ketika anjing mencium bau dari orang yang takut, mereka lebih memilih mendekati pemiliknya atau mencoba keluar dari ruangan.
“Mereka langsung menunjukkan kecemasan,” kata Anna Scandurra, rekan peneliti dalam studi tersebut.
Kesimpulan dari studi ini pun sejalan dengan temuan pada kuda: chemosignals memungkinkan terjadinya komunikasi emosional lintas spesies antara manusia dan hewan.
Baca juga: Ternyata Tiap Lubang Hidung Punya Sensasi Penciuman Berbeda
Hasil dari dua studi ini memberikan bukti kuat bahwa hewan bisa merasakan emosi manusia melalui penciuman. Meskipun mereka tidak memahami emosi dalam arti harfiah seperti manusia, mereka tetap bisa membedakan bau dan bereaksi terhadapnya.
Dengan adanya “bahasa kimia” ini, relasi antara manusia dan hewan menjadi lebih dalam dari yang selama ini kita bayangkan. Jika kamu pernah merasa anjing memahami perasaanmu, mungkin itu bukan sekadar kebetulan—ia mungkin benar-benar bisa “mencium” emosimu.
Baca juga: Anjing Bisa Mengetahui Jika Pemiliknya Stres, dan Itu Membuatnya Sedih
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.