Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?

Kompas.com - 04/07/2025, 19:11 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Perilaku orca—juga dikenal sebagai paus pembunuh—selama ini telah memukau para ilmuwan karena kecerdasannya yang luar biasa. Namun baru-baru ini, perilaku mereka mengundang rasa penasaran yang lebih dalam: orca tampaknya membagikan mangsanya kepada manusia. Apakah ini pertanda kepedulian antarspesies, rasa ingin tahu, atau ada makna lain di baliknya?

Kisah ini bermula dari pengalaman Jared Towers, direktur eksekutif lembaga riset laut Bay Cetology, saat mengamati sekelompok orca di Alert Bay, Kanada pada tahun 2015. Dua orca bersaudara bernama Akela dan Quiver berenang mendekatinya sambil membawa bangkai burung laut di mulut mereka. Mereka tampak sengaja menjatuhkan burung-burung itu di depan Towers, seolah-olah ingin memberikannya. Setelah beberapa saat, mereka mengambil kembali burung tersebut dan berenang pergi.

Tiga tahun kemudian, kejadian serupa terjadi lagi: seekor orca tampak menawarkan anak anjing anjing laut kepada Towers.

“Rasanya seperti pengalaman istimewa,” ujar Towers kepada Seattle Times. “Anda menghabiskan waktu lama untuk mencoba memahami hewan-hewan ini. Mereka tidak mudah membuka rahasia mereka, jadi ketika mereka berhenti dan memperhatikan Anda, itu mengejutkan.”

Baca juga: Ahli Punya Jawaban Kenapa Paus Pembunuh Sering Serang Kapal

Bukti Perilaku Altruisme Antarspesies?

Didorong oleh pengalaman ini, Towers mulai menghimpun data dari seluruh dunia. Dalam studi terbaru yang diterbitkan di Journal of Comparative Psychology, ia dan timnya mendokumentasikan 34 kasus dugaan perilaku berbagi mangsa antara orca dan manusia dari tahun 2004 hingga 2024.

Hadiah yang diberikan orca sangat beragam: mulai dari ikan pari, penyu hijau, ikan mola-mola, hingga burung laut dan bahkan sehelai rumput laut. Menariknya, sekitar setengah dari hadiah tersebut merupakan hewan utuh, sementara sisanya adalah bagian tubuh mangsa.

Para peneliti menyebut perilaku ini sebagai bentuk “altruisme umum antarspesies”, yakni kepedulian terhadap kesejahteraan makhluk hidup lain yang bukan dari spesies yang sama. Mereka menduga bahwa orca menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kesadaran (sentient beings), dan mungkin mencoba belajar tentang kita melalui interaksi ini.

“Rasa ingin tahu adalah salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian,” kata Towers.

Baca juga: Fakta-fakta Paus Orca, Si Paus Pembunuh

Menanti Respon dari Manusia

Dari 34 kasus yang didokumentasikan, hampir semuanya menunjukkan satu pola menarik: setelah “memberikan” hadiah, orca menunggu respon dari manusia. Jika tidak ada interaksi lebih lanjut, orca akan mengambil kembali atau meninggalkan hadiah tersebut.

“Ini bukan ketidaksengajaan,” jelas Towers kepada Canadian Press. “Orca itu tidak sedang ceroboh menjatuhkan makanan. Mereka benar-benar ingin melihat bagaimana reaksi manusia.”

Perilaku ini sejatinya mirip dengan tradisi berbagi makanan antar orca dalam satu pod (kelompok sosial). Orca dikenal hidup dalam struktur sosial yang kompleks dan memiliki strategi berburu yang terkoordinasi dengan sangat baik. Berbagi makanan di antara mereka adalah cara membangun dan mempererat hubungan sosial. Fakta bahwa mereka melakukan hal serupa kepada manusia menjadi indikasi bahwa orca mungkin ingin “berhubungan” dengan kita.

“Orca sering berbagi makanan satu sama lain. Itu bentuk aktivitas prososial dan cara mereka menjalin relasi,” kata Towers. “Bahwa mereka juga melakukannya kepada manusia menunjukkan adanya keinginan menjalin relasi lintas spesies.”

Baca juga: Demi Kulit yang Sehat, Mungkin ini Alasan Migrasi Paus Pembunuh

Pandangan Ahli: Orca Memahami Kita Lebih dari yang Kita Pikirkan

Carl Safina, seorang ekolog dari Stony Brook University, tidak terkejut dengan temuan ini. Dalam wawancaranya dengan Seattle Times, ia menyatakan bahwa orca adalah makhluk yang sangat cerdas dan bisa memahami manusia—termasuk kesadaran kita sebagai makhluk hidup.

“Mereka tampaknya memahami dunia lebih baik daripada perkiraan kita,” ujar Safina, pendiri organisasi konservasi Safina Center. “Yang lebih mengejutkan adalah betapa manusia begitu pelit memberi kredit kepada makhluk lain bahwa mereka juga punya pikiran.”

Meski terdengar mengharukan, para peneliti mengingatkan agar manusia tidak sembarangan merespons atau bahkan membalas “pemberian” orca. Interaksi antarspesies semacam ini memiliki risiko, baik bagi orca maupun manusia.

“Karena potensi bahaya dari kedua sisi, kami sangat menyarankan untuk tidak mendorong interaksi semacam ini atau membalasnya dengan makanan,” tulis para peneliti dalam laporan mereka.

Baca juga: Kisah Tragis Kiska, Paus Pembunuh Paling Kesepian di Dunia

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau