Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguak Misteri Minimoon: Ada 6 Bulan Kecil yang Mengelilingi Bumi?

Kompas.com - 22/07/2025, 11:07 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Tahukah kamu bahwa Bumi mungkin memiliki setidaknya enam "minimoon" atau bulan mini yang mengorbitnya pada waktu tertentu? Penelitian terbaru mengungkap bahwa pecahan kecil dari Bulan bisa saja mengelilingi planet kita sebelum akhirnya kembali ke orbit mengitari Matahari.

Fenomena ini bukan hanya menambah daftar satelit alami sementara Bumi, tetapi juga membuka peluang baru dalam ilmu pengetahuan dan bahkan aplikasi komersial luar angkasa.

Minimoon adalah objek kecil yang sempat terikat secara gravitasi pada Bumi dan melakukan setidaknya satu kali revolusi mengelilingi planet ini. Walau belum ada definisi resmi dari International Astronomical Union (IAU), para ilmuwan umumnya menyepakati bahwa minimoon adalah benda yang orbitnya lebih dekat dari empat kali jarak Bumi–Bulan.

Baca juga: Misteri Minimoon: Batu dari Bulan yang Tersesat di Sekitar Bumi?

Asal-Usul dari Tabrakan Kosmik

Ketika meteorit menghantam permukaan Bulan, tabrakan itu melepaskan serpihan material ke luar angkasa. Sebagian besar dari puing ini akhirnya terlempar ke orbit Matahari. Namun, beberapa fragmen beruntung ditarik oleh gravitasi Bumi dan mengorbit planet kita untuk sementara waktu sebelum kembali melanjutkan perjalanannya mengelilingi Matahari.

“Ini seperti dansa persegi di mana pasangan terus berganti dan sesekali meninggalkan lantai dansa,” ungkap Robert Jedicke, peneliti dari Universitas Hawaii sekaligus penulis utama studi yang diterbitkan dalam jurnal Icarus.

Salah satu contoh menarik adalah Kamo'oalewa, objek berukuran 40 hingga 100 meter yang ditemukan oleh teleskop Pan-STARRS1 di Hawaii pada 2016. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa benda ini berasal dari pecahan Bulan yang terlempar akibat tabrakan antara 1 juta hingga 10 juta tahun lalu — tepatnya saat terbentuknya kawah Giordano Bruno.

Tahun ini, para astronom juga mengumumkan kemunculan minimoon kedua yang diduga berasal dari Bulan, yaitu objek 2024 PT5. Benda ini memiliki karakteristik yang lebih mirip Bulan ketimbang asteroid, memperkuat dugaan bahwa Bulan secara rutin "melahirkan" bulan-bulan mini.

Baca juga: Misteri Butiran Kaca Oranye di Bulan Terungkap Setelah 50 Tahun

Berapa Banyak Minimoon yang Mengorbit Bumi?

Didorong oleh temuan tersebut, Jedicke dan timnya membuat simulasi mengenai perilaku puing-puing dari Bulan. Hasilnya, mereka memperkirakan bahwa sekitar 20% dari serpihan tersebut bisa tertangkap sementara oleh gravitasi Bumi. Prediksi nominal mereka menyebutkan ada rata-rata 6,5 minimoon lunar yang mengorbit Bumi kapan saja.

Namun, Jedicke menekankan bahwa angka tersebut memiliki ketidakpastian yang sangat besar: “Ginormous — berkali-kali lipat,” katanya, mengacu pada banyaknya variabel yang belum diketahui, seperti ukuran kawah dan distribusi kecepatan serta ukuran partikel.

Baca juga: Mengapa Bulan Memiliki Dua Sisi yang Berbeda?

Tantangan Menemukan Bulan Mini

Ukuran kecil dan kecepatan tinggi membuat minimoon sangat sulit dideteksi. Mayoritas hanya berukuran 1 hingga 2 meter — sebanding dengan ukuran mobil. Bahkan dengan teleskop paling canggih sekalipun, mendeteksi benda sekecil itu dari jarak jutaan kilometer tetap menjadi tantangan besar.

“Untuk melihat benda sekecil itu, mereka harus cukup dekat agar tampak terang, tapi jika dekat, mereka tampak bergerak sangat cepat di langit,” ujar Jedicke. Pergerakan cepat ini meninggalkan jejak berupa garis (trail) pada gambar langit, bukan titik, yang membuat algoritma komputer sulit mengenalinya.

Namun bukan berarti mustahil. Sebagai contoh, minimoon 2020 CD3 hanya terdeteksi dua malam dari sekitar 1.000 malam saat ia berada dalam jangkauan observasi teleskop Catalina Sky Survey. Ini memberi harapan bahwa penemuan di masa depan mungkin lebih sering terjadi, terutama dengan sistem pelacakan yang lebih baik.

Baca juga: Mengapa Beberapa Planet Memiliki Banyak Bulan, Sementara yang Lain Tidak?

Potensi Komersial dan Ilmiah

Selain menambah wawasan kita tentang sistem tata surya, minimoon juga memiliki potensi komersial. “Mereka bisa menjadi target misi luar angkasa yang hemat bahan bakar,” kata Jedicke. Jika dibandingkan dengan misi ke sabuk asteroid, menangkap minimoon saat mereka dekat Bumi bisa menjadi pilihan lebih ekonomis untuk menambang air, mineral, atau unsur berharga lainnya.

Dari sisi ilmiah, memahami bagaimana puing-puing Bulan terlontar dan bagaimana mereka terikat sementara pada Bumi bisa membantu ilmuwan memahami proses pembentukan kawah dan bahkan memperkirakan dampak tabrakan asteroid di masa depan.

Bulan tidak hanya menjadi satelit utama Bumi, tapi juga mungkin menjadi "ibu" dari sejumlah satelit mini yang terus bergantian datang dan pergi. Minimoons adalah pengingat bahwa langit malam kita menyimpan lebih banyak rahasia daripada yang bisa kita lihat dengan mata telanjang — dan dengan teknologi serta penelitian yang tepat, kita sedang membuka lembaran baru pemahaman tentang asal-usul dan dinamika tata surya.

Baca juga: Ada Bulan Hantu, Berapa Banyak Bulan yang Dimiliki Bumi?

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau