Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dogxim: Hewan Campuran Anjing-Rubah Pertama yang Bikin Ilmuwan Gelisah

Kompas.com - 29/07/2025, 08:17 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Pada tahun 2021, sebuah kejadian tak terduga di Brasil selatan membuat para ilmuwan dunia tercengang. Seekor hewan misterius yang ditemukan setelah tertabrak mobil di dekat Vacaria, negara bagian Rio Grande do Sul, ternyata bukan anjing biasa ataupun rubah liar. Penemuan ini memicu perdebatan besar tentang batas-batas genetika dan konservasi satwa liar.

Saat pertama kali ditemukan, hewan betina ini menunjukkan tampilan yang membingungkan: tubuh dan bulunya mengingatkan pada rubah pampas (Lycalopex gymnocercus), tapi beberapa perilakunya seperti anjing peliharaan. Ia bisa menggonggong dan bersikap jinak, tapi menolak makanan anjing olahan dan justru lebih memilih menangkap tikus hidup—perilaku yang lebih umum pada hewan liar.

Flávia Ferrari, seorang aktivis lingkungan yang merawat hewan tersebut selama rehabilitasi, mengatakan: “Dia bukan anjing, bukan rubah, tapi hibrida yang luar biasa.”

Sayangnya, hewan yang kemudian dinamai dogxim (gabungan kata "dog" dan "graxaim" — istilah lokal untuk rubah pampas) meninggal dunia pada tahun 2023, hanya beberapa bulan setelah ditemukan. Namun warisannya menimbulkan kekhawatiran mendalam dalam dunia sains.

Baca juga: Misteri King Cheetah: Spesies Baru, Hibrida, atau Mutasi Genetik?

Hasil Uji DNA: Anjing + Rubah

Para peneliti dari Universitas Federal Rio Grande do Sul melakukan analisis genetika mendalam dan menemukan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya: dogxim adalah hasil kawin silang antara anjing domestik (Canis lupus familiaris) dan rubah pampas. Keduanya adalah spesies yang telah berpisah secara evolusioner sejak sekitar 6,7 juta tahun lalu.

Studi ini, yang diterbitkan dalam jurnal Animals, menunjukkan bahwa dogxim memiliki 76 kromosom—jumlah yang tepat di antara 78 kromosom milik anjing dan 74 milik rubah pampas. Kombinasi ini bukan hanya langka, tapi juga secara teknis menciptakan spesies hibrida baru yang belum pernah tercatat sebelumnya.

Baca juga: Punya Kekuatan Lebih, Ular Piton Burma di Florida Ternyata Hibrida

Canid dengan karakter fenotipe campuran anjing dan rubah (kiri) yang tidak biasa diselidiki di sini (A) dan rubah pampas (Lycalopex gymnocercus) (B). Thales Renato Ochotorena de Freitas / Bruna Elenara Szynwelski Canid dengan karakter fenotipe campuran anjing dan rubah (kiri) yang tidak biasa diselidiki di sini (A) dan rubah pampas (Lycalopex gymnocercus) (B).

Mengapa Ini Jadi Masalah Serius?

Meskipun dogxim tampak seperti keajaiban alam, para ilmuwan memperingatkan bahwa kasus ini bisa menjadi tanda dari tren berbahaya: meningkatnya hibridisasi antara satwa liar dan hewan peliharaan akibat intervensi manusia terhadap alam.

Jacqueline Boyd, ahli ilmu hewan dari Universitas Nottingham Trent, menyatakan: “Kelahiran dogxim mencerminkan tumpang tindih yang makin besar antara pemukiman manusia dan habitat alami.”

Masalah utama yang dikhawatirkan adalah penularan penyakit dari anjing ke rubah liar, serta terjadinya introgression genetik, yaitu masuknya sifat-sifat dari satu spesies ke dalam genetik spesies lain. Hal ini dapat mengganggu integritas genetik rubah pampas dan bahkan mengancam kelangsungan hidup mereka dalam jangka panjang.

Baca juga: Anak Lapedo: Bukti Persilangan Neanderthal dan Manusia Modern 28.000 Tahun Lalu

Jika hewan seperti dogxim bisa berkembang biak, maka kehadirannya bisa mengubah struktur genetik spesies asli seperti rubah pampas. Hibrida semacam ini dapat menurunkan keragaman genetik, memperkenalkan sifat jinak yang tidak cocok di alam liar, dan mengubah perilaku spesies asli.

Kondisi ini menciptakan tantangan besar dalam konservasi, karena spesies yang terhibridisasi bisa tampak "sehat", namun sebenarnya merusak fondasi genetik yang telah berevolusi selama jutaan tahun.

Para ilmuwan kini menyerukan penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak jangka panjang dari hibridisasi antar spesies canid (kelompok hewan seperti anjing dan rubah). Kasus dogxim mungkin jarang, namun bisa menjadi simbol dari dampak mendalam aktivitas manusia terhadap alam.

Penemuan ini menjadi pengingat bahwa menjaga batas antara hewan peliharaan dan satwa liar sangatlah penting untuk kelestarian ekosistem. Dalam era urbanisasi dan ekspansi manusia yang terus meluas, tantangan terhadap konservasi akan semakin kompleks.

Baca juga: Video Langka Tampilkan Makhluk Unik Campuran Kadal dan Ular

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau