KOMPAS.com - Akhir pekan ini, langit malam akan menyajikan peristiwa langka: “black moon” atau bulan hitam musiman. Fenomena ini terjadi sangat jarang, rata-rata hanya sekali dalam 33 bulan. Meski tak bisa dilihat langsung dengan mata telanjang, kehadirannya membawa kesempatan emas bagi para penggemar astronomi untuk menikmati keindahan langit malam tanpa gangguan cahaya bulan.
Secara sederhana, black moon adalah kebalikan dari “blue moon”. Jika blue moon adalah purnama tambahan, maka black moon adalah bulan baru tambahan dalam satu siklus tertentu.
Ada dua jenis black moon:
Black Moon Bulanan – terjadi bila dalam satu bulan kalender terdapat dua kali fase bulan baru. Hal ini biasanya muncul setiap 29 bulan sekali. Misalnya, jika bulan baru jatuh pada awal bulan, maka menjelang akhir bulan bisa terjadi bulan baru kedua.
“Black moon jenis ini akan datang lagi pada 31 Agustus 2027,” menurut situs Time and Date.
Black Moon Musiman – inilah yang akan terjadi pada Sabtu, 23 Agustus 2025 pukul 02.06 WIB. Fenomena ini muncul ketika dalam satu musim (antara solstis dan ekuinoks) terdapat empat kali bulan baru. Yang ketiga dari rangkaian itu disebut black moon musiman. Jenis ini lebih langka, hanya muncul sekali dalam 33 bulan.
Baca juga: Fenomena Black Moon 23 Agustus 2025, Apakah Bisa Dilihat di Indonesia?
Perlu diingat, bulan baru terjadi saat bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Pada fase ini, sisi bulan yang menghadap Bumi sama sekali tidak terkena cahaya Matahari, sehingga tidak tampak di langit malam. Jadi, meski disebut black moon, bukan berarti bulan akan terlihat hitam, melainkan justru tidak tampak sama sekali.
Meskipun tak bisa dilihat, black moon justru menciptakan kondisi ideal untuk stargazing. Tanpa cahaya bulan, langit malam akan lebih gelap, sehingga bintang, planet, dan galaksi bisa terlihat jauh lebih jelas.
Bagi yang tinggal di Belahan Bumi Utara, ini momen terbaik untuk melihat Bimasakti (Milky Way). Carilah lokasi yang jauh dari polusi cahaya kota, terutama ke arah selatan. Temukan tiga bintang terang yang membentuk Segitiga Musim Panas (Summer Triangle) yaitu Vega, Deneb, dan Altair.
Gugusan Bimasakti akan tampak melintasi sisi kiri segitiga ini, membentang dari Deneb ke Altair hingga ke horizon selatan.
Baca juga: Mengenal Istilah Blue Moon, Black Moon, Blood Moon hingga Supermoon
Indonesia termasuk salah satu negara yang beruntung karena memiliki banyak wilayah dengan langit malam minim polusi cahaya.
Walau Bimasakti bisa disaksikan di setiap malam tanpa bulan, malam black moon adalah waktu paling sempurna untuk menikmatinya. Atmosfer gelap alami akan membuat detail galaksi tampak lebih nyata, bahkan bagi mata telanjang.
Jadi, jika akhir pekan ini kamu mencari pengalaman berbeda, cobalah menatap langit malam. Siapkan teleskop, kamera astrofotografi, atau cukup dengan mata telanjang di lokasi yang minim cahaya buatan. Siapa tahu, momen ini akan menjadi pengalaman astronomi tak terlupakan.
Baca juga: 8 Fenomena Langit Spektakuler di Bulan Agustus: Parade Planet hingga Hujan Meteor
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini