KOMPAS.com - Di jantung Taman Nasional Kaeng Krachan, Thailand, para peneliti menemukan makhluk kecil yang menggemparkan dunia sains: Scorpiops krachan, spesies kalajengking baru yang menambah kekayaan biodiversitas Asia Tenggara. Temuan ini bukan sekadar penemuan biasa, melainkan potongan penting dari teka-teki ekosistem hutan hujan yang rapuh.
Semua bermula ketika tim biologi mendirikan tenda di Kaeng Krachan. Saat memeriksa bebatuan, mereka mengangkat sebongkah batu datar dan mendapati seekor kalajengking mungil berwarna cokelat menatap balik—lengkap dengan delapan mata yang berkilau terang.
“Spesies ini kami beri nama Scorpiops krachan,” ungkap Wasin Nawanetiwong, zoolog dari Universitas Chulalongkorn, yang memimpin penelitian tersebut. Temuan ini dipublikasikan pada jurnal ilmiah terbuka ZooKeys pada 6 Maret 2024.
Baca juga: Ahli Ungkap Seperti Apa Nenek Moyang Kalajengking
Meski kecil—hanya 2,1–2,7 cm dari kepala hingga ekor—Scorpiops krachan tidak kalah garang. Menurut catatan tim, jantan berwarna cokelat muda, sementara betina tampil lebih gelap seperti cokelat pekat. Perbedaan ini menjadi ciri penting untuk identifikasi.
“Cakar rampingnya mampu menjepit mangsa yang ukurannya melebihi tubuhnya sendiri,” jelas Natapot Warrit, salah satu penulis studi. Kalajengking ini mengandalkan kombinasi kerangka ringan dan pegangan kuat, menggantikan ekor yang relatif pendek.
Baca juga: Bagaimana Cara Mendapatkan Racun Kalajengking untuk Penelitian?
Seperti kebanyakan kalajengking, Scorpiops krachan adalah predator penyergap. Ia berdiam diri di bawah batu, menunggu getaran halus yang menandakan mangsa mendekat.
“Posisi tubuhnya merapat ke batu, dengan cakar setengah terbuka—siap menyerang kapan saja,” tulis Warrit dalam catatan lapangan. Dengan sengatan cepat, ia melumpuhkan serangga kecil, kemungkinan tanpa risiko bagi manusia, meski uji toksisitas belum dilakukan.
Menariknya, spesies ini diperkirakan memiliki kemampuan membaca getaran tanah melalui organ sensilla, memungkinkan mereka memperkirakan ukuran mangsa sebelum menyerang.
Baca juga: 8 Fakta Kalajengking, Telah Ada di Bumi Sebelum Dinosaurus
Kalajengking umumnya punya enam mata, tapi Scorpiops krachan memiliki delapan mata—konfigurasi maksimal yang meningkatkan persepsi kedalaman saat berburu di kegelapan.
Lebih mengejutkan, seluruh tubuh kalajengking ini bersinar di bawah cahaya UV, fenomena khas arachnida. Para ilmuwan menduga cangkang berfluoresensi ini membantu navigasi di malam hari, memantulkan cahaya ke mata untuk mendeteksi bahaya dan mangsa.
“Eksoskeleton kami temukan memantulkan cahaya hijau, cocok dengan spektrum yang ditangkap oleh mata lateral,” ungkap tim peneliti.
Baca juga: 5 Kalajengking Terbesar di Dunia
Kaeng Krachan, yang masuk daftar Warisan Dunia UNESCO sejak 2021, merupakan rumah bagi 459 spesies hewan, termasuk 48 endemik dan 81 spesies langka. Scorpiops krachan ditemukan di area peralihan antara hutan sekunder dan hutan tua, di bawah batu lembap dekat aliran sungai musiman.
Namun, habitat ini terancam oleh ekspansi lahan pertanian dan rencana pembangunan bendungan. Spesies kecil seperti kalajengking ini jarang jadi prioritas konservasi, padahal mereka indikator penting kesehatan ekosistem.
“Setiap spesies baru adalah argumen kuat untuk menjaga hutan tetap utuh,” tegas Nawanetiwong.
Baca juga: Apakah Sengatan Kalajengking Pasti Beracun?
Temuan ini meningkatkan jumlah spesies Euscorpiops di Thailand menjadi 13, dan memperkaya data taksonomi global dengan lebih dari 115 spesies Scorpiops. Analisis DNA tengah dilakukan untuk mengungkap sejarah evolusi mereka—mungkin terkait fragmentasi hutan Pleistosen.
Selain nilai ilmiah, kalajengking mini ini berpotensi menjadi ikon ekowisata. “Wisata malam untuk melihat kalajengking bercahaya sudah ada di taman ini,” tulis laporan. Dengan pengelolaan yang tepat, spesies ini bisa menjadi duta konservasi tanpa mengorbankan kelestarian habitat.
Baca juga: Mengenal Kalajengking, Hewan yang Memiliki Sengatan Beracun
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini