Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drone Putar Musik Rock untuk Halau Serangan Serigala pada Ternak

Kompas.com - 03/09/2025, 08:50 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber Earth.com

KOMPAS.com - Selama berabad-abad, manusia berusaha melindungi ternak dari serangan serigala dengan pagar, anjing penjaga, hingga senapan. Namun, di perbatasan California–Oregon, para ahli biologi kini mencoba cara yang jauh lebih modern: drone bersenjata kamera termal dan pengeras suara yang memutar musik keras seperti AC/DC.

Tujuannya bukan untuk melukai, melainkan mengganggu perburuan serigala sehingga kawanan hewan liar itu mundur sebelum sempat memangsa sapi.

Baca juga: Serigala Kembali, Hutan Hidup Lagi: Kisah Berharga dari Yellowstone

Suara Keras yang Mengagetkan Serigala

Sebuah studi pendahuluan tahun 2022 menemukan bahwa kombinasi drone dan suara manusia dapat membuat serigala terkejut di malam hari—waktu mereka paling aktif berburu. Dalam patroli terbaru, pilot drone mendokumentasikan perburuan yang langsung berhenti ketika drone melayang dan pengeras suara menyalak.

“Jika kita bisa mengurangi dampak negatif dari serigala, maka peluang untuk hidup berdampingan akan lebih besar,” kata Dustin Ranglack, peneliti utama dari U.S. Department of Agriculture (USDA).

Para operator tidak hanya mengandalkan satu suara. Mereka memutar berbagai rekaman: dari bunyi tembakan, kembang api, teriakan manusia, hingga lagu keras seperti Thunderstruck milik AC/DC. Bahkan adegan pertengkaran Scarlett Johansson dan Adam Driver di film Marriage Story ikut dijadikan senjata akustik.

Jika semua itu gagal, mereka berimprovisasi: berteriak lewat mikrofon atau memutar cover metal “Blue on Black” dari band Five Finger Death Punch. Tepat saat lirik “You turned and you ran” terdengar, serigala pun benar-benar lari.

Baca juga: Kenapa Serigala Melolong?

Teknologi Malam Hari: Drone dengan Kamera Termal

Pada malam hari, pilot USDA menerbangkan drone dengan kamera termal dan sorotan lampu ke bawah. Dari ketinggian ratusan kaki, tanda panas tubuh serigala terlihat jelas di padang rumput yang dingin.

Ketika kawanan serigala mendekati sapi, drone menukik, memutar suara, lalu mengawasi apakah mereka mundur. Jika serigala berpencar, drone tetap membayangi sampai benar-benar meninggalkan area peternakan.

Musim panas ini, operasi diperluas ke wilayah Sierra Valley, menyasar peternakan dengan konflik serigala berulang.

Baca juga: Anjing Vs Serigala, Mana yang Lebih Pintar?

Serigala (Pexels/Amar Saleem)Eriana Widya Astuti Serigala (Pexels/Amar Saleem)

Latar Belakang: Kembalinya Serigala Abu-abu

Serigala abu-abu hampir punah di Amerika Barat pada pertengahan abad ke-20. Namun sejak diperkenalkan kembali ke Yellowstone dan Idaho tahun 1990-an, populasinya bangkit. Kini ratusan serigala berkeliaran di Washington dan Oregon, puluhan di California Utara, dan ribuan di sekitar Great Lakes.

Sayangnya, kebangkitan ini juga membawa gesekan. Pada 2022, serigala dilaporkan membunuh sekitar 800 hewan ternak di 10 negara bagian. Di beberapa wilayah, ketika metode yang tidak mematikan gagal, pemerintah masih mengizinkan pengendalian secara lethal.

Baca juga: Nenek Moyang Anjing Berasal dari 2 Jenis Serigala Purba

Apakah Serigala Akan Terbiasa?

Kekhawatiran utama adalah kemungkinan serigala terbiasa dengan gangguan suara. Di Eropa, peternak menggunakan bendera kain (fladry) untuk menakuti serigala, namun seiring waktu trik itu tak lagi efektif.

Untuk menghindari hal ini, program drone USDA mengubah-ubah stimulus: suara berbeda, pendekatan berbeda, waktu berbeda, bahkan lokasi berbeda.

“Serigala takut pada hal-hal baru,” ujar Amaroq Weiss dari Center for Biological Diversity. “Dalam imajinasi manusia, serigala dianggap makhluk menakutkan. Padahal sebenarnya mereka juga bisa takut pada hal yang asing.”

Baca juga: Serigala Mengibaskan Ekor Ternyata untuk Menyapa Kawan Lamanya

Tantangan Biaya dan Efektivitas

Meski menjanjikan, teknologi ini tidak murah. Satu drone dengan kamera termal dan pengeras suara bisa mencapai 20 ribu dolar AS (sekitar Rp300 juta), belum termasuk biaya pelatihan pilot profesional. Hutan lebat juga bisa menghalangi sinyal dan pandangan kamera.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau