KOMPAS.com - Bulan Ramadhan yang penuh berkah sebentar lagi akan datang, dan di Indonesia, bulan ini selalu disambut dengan penuh semangat oleh umat Islam. Salah satu kebiasaan yang sangat khas dan tidak pernah terlewatkan adalah berbagi takjil.
Kegiatan ini menjadi tradisi yang penuh makna, tidak hanya sekadar menyediakan makanan untuk berbuka puasa, tetapi juga sebagai cara untuk berbagi kebaikan Ramadhan dengan sesama.
Mari kita kenali lebih dalam tentang tradisi berbagi takjil ini dan berbagai keutamaan, serta manfaatnya!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, takjil adalah mempercepat (dalam berbuka puasa).
Takjil, berasal dari bahasa Arab yang berarti ta’jiilul fithr, yang artinya menyegerakan berbuka puasa.
Baca juga: 3 Hari Lagi Puasa 2025, Ini 6 Persiapan Menyambut Bulan Suci Ramadhan!
Menyegerakan berbuka puasa adalah anjuran dari Rasulullah SAW, sebagaimana sabda beliau dalam hadis:
"Jika salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan ruthab (kurma segar), jika tidak ada, maka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada, maka dengan beberapa teguk air." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan al-Tirmidzi).
Takjil yang kita kenal sehari-hari adalah makanan atau minuman yang disajikan untuk berbuka puasa.
Namun, lebih dari itu, berbagi takjil adalah sebuah tindakan mulia yang dilakukan dengan cara menyediakan makanan bagi mereka yang berpuasa.
Dalam tradisi ini, kita tidak hanya berbuka dengan menyantap takjil, tetapi juga berbagi dengan orang lain, terutama yang membutuhkan.
Baca juga: Kapan Sidang Isbat Puasa 2025? Ini Jadwal Resminya
Menurut Sahabat Literasi PAI (SERASI) dalam buku Pernak Pernik Ramadhan (2018), selama bulan Ramadhan, masyarakat di Indonesia berbondong-bondong untuk ikut serta dalam kegiatan berbagi takjil.
Di sepanjang jalan, kita dapat melihat banyak pemuda dan pemudi yang dengan ikhlas memberikan takjil gratis kepada orang-orang yang sedang berpuasa. Mereka tidak hanya sekadar memberi, tetapi juga berharap mendapatkan ridha Allah SWT.
Tentu, bukan soal siapa yang memberi atau menerima, tetapi lebih kepada semangat berbagi kebaikan Ramadhan yang dapat meningkatkan kepedulian sesama saudara seakidah.
Tradisi berbagi takjil ini tidak hanya dilakukan oleh pemuda-pemudi, tetapi juga oleh anak-anak, dan ibu-ibu rumah tangga yang penuh semangat memasak dan menyiapkan makanan untuk berbuka puasa.
Baca juga: Mengapa Durasi Puasa Berbeda di Setiap Negara?
Selain itu, banyak masjid dan musholla yang mengadakan kegiatan bersama, di mana warga kampung bergotong royong membuatkan takjil untuk dibagikan kepada orang-orang di sekitar mereka.