Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Temukan Crunomys tompotika, Spesies Tikus Hutan Baru Endemik Sulawesi

Kompas.com - 07/09/2025, 17:00 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis

Sumber BRIN

KOMPAS.com - Dunia sains kembali digemparkan dengan penemuan spesies baru mamalia dari Indonesia.

Tim peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bersama mitra riset dari Amerika Serikat, Australia, Prancis, dan Malaysia, berhasil mendeskripsikan spesies tikus hutan endemik Sulawesi yang diberi nama Crunomys tompotika.

Hasil penelitian ini dipublikasikan pada 13 Juni 2025 di Journal of Mammalogy, Volume 106(4): 832–858, dan membawa implikasi besar terhadap pemahaman evolusi mamalia di Asia Tenggara.

Baca juga: Mengapa Tikus Sering Jadi Percobaan Medis?

Spesies baru dari Gunung Tompotika

Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)Crunomys tompotika ditemukan di kawasan Gunung Tompotika, Sulawesi Tengah, sebuah hutan pegunungan alami dengan vegetasi lebat yang relatif masih terjaga.

Hewan ini memiliki ciri khas berupa ukuran tubuh sedang, ekor relatif pendek dibandingkan panjang tubuh, serta bulu rapat yang menyerupai anggota lain dalam genus Crunomys.

Menurut peneliti BRIN, Anang Setiawan Achmadi, penemuan ini menambah daftar panjang mamalia endemik Sulawesi yang terus bertambah seiring dengan intensifnya eksplorasi lapangan.

Sejak 2012, lebih dari 20 spesies baru mamalia telah dideskripsikan dari Sulawesi, menegaskan betapa kayanya pulau ini sebagai pusat biodiversitas di kawasan Wallacea.

Revisi besar dalam taksonomi mamalia Asia Tenggara

Penelitian ini tidak hanya mendeskripsikan spesies baru, tetapi juga melakukan revisi besar dalam taksonomi tikus hutan.

Analisis menggunakan ribuan penanda DNA, termasuk data genomik resolusi tinggi, menunjukkan bahwa genus Maxomys (tikus berduri/spiny rats) tidak membentuk kelompok monofiletik (non-monophyletic).

Baca juga: Monofiletik: Pengertian dan Contohnya

Dengan kata lain, jika Maxomys dipisahkan dari Crunomys, hubungan evolusinya tidak konsisten.

Karena itu, seluruh anggota Maxomys dipindahkan ke dalam genus Crunomys, sesuai prinsip prioritas dalam International Code of Zoological Nomenclature (ICZN).

Artinya, nama Crunomys Thomas, 1897 berlaku lebih dulu dibandingkan Maxomys Sody, 1936, sehingga seluruh spesies Maxomys kini resmi masuk ke dalam Crunomys.

Analisis filogenetik paling komprehensif

Tim peneliti menyajikan analisis filogenetik paling lengkap hingga saat ini untuk genus Crunomys dan Maxomys.

Mereka menggunakan kombinasi 15 gen mitokondria, UCE (ultraconserved elements), serta ribuan penanda DNA untuk merekonstruksi hubungan evolusi antarspesies.

Hasilnya konsisten menunjukkan bahwa beberapa spesies Crunomys, seperti C. celebensis, C. melanius, dan C. suncoides, ternyata bersarang di dalam kelompok Maxomys, menjadikan Maxomys parafiletik.

Baca juga: Parafiletik: Pengertian dan Contohnya

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau