KOMPAS.com - Turnamen Polytron Indonesia Para Badminton International 2025 yang digelar di GOR Indoor Manahan Solo, Jawa Tengah, sejak 29 Oktober hingga 2 November 2025, resmi berakhir.
Indonesia tampil gemilang dengan meraih enam medali emas dari 21 nomor pertandingan, sekaligus mempertahankan gelar juara umum empat tahun berturut-turut.
Salah satu medali emas Indonesia disumbangkan oleh Qonitah Ikhtiar Syakuroh di nomor Tunggal Putri SL 3.
Qonitah, unggulan pertama dunia per 28 Oktober 2025, menghadapi wakil Nigeria Mariam Eniola Bolaji di final.
Pertandingan berlangsung ketat hingga Bolaji mengalami cedera di gim pertama saat tertinggal 20–16, membuat Qonitah otomatis meraih kemenangan.
"Pertandingan final kali ini di luar ekspektasi karena saya cukup tegang di awal pertandingan. Dapat dikatakan lawan saya tadi di final adalah lawan terberat saya di kelas Tunggal Putri SL 3 karena dia memiliki power dan kelincahan lebih baik dari saya. Namun, di luar dugaan dia tidak bisa melanjutkan pertandingan karena mengalami cedera di gim pertama sehingga saya akhirnya keluar sebagai juara," ujar Qonitah.
Baca juga: Hasil Final Hylo Open 2025: Kalah dari Wakil Taiwan, Sabar/Reza Runner-up
Qonitah menyebut kemenangan ini tak lepas dari dukungan keluarga dan pelatih. Ia menargetkan emas di ASEAN Para Games 2026 sebagai langkah berikutnya.
"Keberhasilan ini tidak lepas dari doa orangtua dan kerja keras saya dalam latihan. Berikutnya saya juga menargetkan untuk bisa memenangi medali emas di ASEAN Para Games di Thailand bulan Januari tahun depan. Saya juga berharap para badminton Indonesia kedepannya bisa lebih banyak berprestasi dan mengharumkan nama bangsa di pentas bergengsi dunia," tuturnya.
Commercial Director Polytron, Tekno Wibowo, menyampaikan ucapan selamat kepada para pemenang turnamen bergengsi tersebut.
Ia berharap kemenangan ini menjadi dorongan semangat untuk berprestasi di level internasional.
“Kami mengucapkan selamat untuk para pemenang. Seperti semangat yang kami bawa yakni Always On, kami berharap agar para atlet terus memiliki daya juang untuk meraih prestasi-prestasi yang jauh lebih prestisius di kancah dunia. Sementara bagi yang belum berhasil juara, jangan berkecil hati dan semoga bisa menjadikan turnamen ini sebagai pengalaman untuk bahan evaluasi,” ujar Tekno.
Baca juga: Final Hylo Open 2025: Jonatan Christie Bahas Performa di Semifinal Jelang Hadapi Wakil Denmark
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menambahkan, naiknya status turnamen menjadi Grade 2 Level 1 membuat persaingan semakin ketat.
Meski raihan emas Indonesia menurun dari 10 menjadi 6, ia tetap mengapresiasi perjuangan para atlet.
“Kami mengapresiasi perjuangan seluruh tim Indonesia pada turnamen ini sehingga kembali mempertahankan gelar juara umum Indonesia Para Badminton International. Kami harap hasil ini juga menjadi bukti bahwa meski persaingan semakin ketat, semangat mereka justru semakin berkobar. Di samping itu pula kami optimistis mata rantai ekosistem serta regenerasi atlet para badminton dapat terus terjaga secara baik,” kata Yoppy.
Ketua Umum National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Senny Marbun, juga mengungkapkan rasa syukur atas kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah.