KOMPAS.com – Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menyatakan, Indonesia surplus pangan, berbeda dengan banyak negara lain yang justru menghadapi krisis serupa.
“Banyak kepala-kepala negara yang berkunjung ke Istana, mengunjungi saya, Pak Presiden, semuanya mengeluh masalah pangan. Tapi kita tidak, kita malah surplus,” ujar Gibran saat menghadiri penutupan Muktamar Persatuan Ummat Islam (PUI) ke-15 di Medan, Kamis (15/5/2025).
Keberhasilan itu tak lepas dari langkah serius pemerintah dalam mengatasi berbagai hambatan struktural di sektor pertanian, termasuk membasmi praktik mafia pupuk dan mempercepat pembangunan infrastruktur irigasi.
Baca juga: Sebut Program Dedi Mulyadi Saat di Sumut, Gibran: Ada Gubernur yang Kirim Anak Bandel ke Barak
“Kita sangat-sangat fokus menyelesaikan masalah pangan. Mafia pupuk diberantas, pembangunan-pembangunan bendungan terus dikejar,” beber dia.
Meski surplus, Gibran meminta ormas Islam terlibat aktif dalam program ketahanan pangan. Sebab, seperti yang disampaikan Presiden Prabowo, kemandirian pangan itu penting. Tidak ada satu negara pun bisa berdiri tanpa pangan.
Baca juga: Soal Pemakzulan Gibran, Mahfud MD: Sulit, Koalisi Prabowo 80 Persen
Menurutnya, kerja sama antara pemerintah dan ormas dapat menjadi kunci dalam mencapai tujuan besar nasional, mulai dari swasembada pangan hingga penguatan pendidikan berbasis nilai keagamaan.
“Wakaf pangan yang diluncurkan PUI (misalnya) adalah langkah konkret dan luar biasa. Ini bukan hanya ibadah, tapi solusi nyata bagi ketahanan pangan nasional,” ujar Gibran.
Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution mengungkapkan, pemerintah provinsi siap menjadi mitra awal implementasi program wakaf pangan tersebut.
“Program GNWP (Gerakan Nasional Wakaf Pangan) ini punya masa depan. Kita butuh sistem pangan yang berbasis masyarakat dan nilai keislaman. Sumut siap jadi mitra,” ujar Bobby.
Ketua Majelis Syuro PUI KH Nurhasan Zaidi menegaskan, GNWP bukan sekadar aksi sosial, melainkan bagian dari strategi kebangsaan untuk memperkuat ekonomi umat.
“GNWP adalah jihad ekonomi yang modern dan aplikatif. Ini adalah bentuk islah dalam praktik memperbaiki sistem pangan, memberdayakan umat, dan memakmurkan negeri,” tutur Nurhasan, Jumat (16/5/2025).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya