KOMPAS.com - Parade militer China 2025 menjadi sorotan setelah menampilkan kekuatan militer terbesar sepanjang sejarah negara itu.
Xi Jinping memimpin langsung acara di Beijing, menandai 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.
Selain unjuk senjata, parade ini sarat dengan pesan politik. Lebih dari 25 pemimpin dunia hadir, sebagian besar dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Sebaliknya, negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, India, dan Korea Selatan absen. Kontras inilah yang menjadi sorotan utama.
Kehadiran Presiden Indonesia Prabowo Subianto, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di panggung utama mempertegas arah diplomasi baru yang tengah dipamerkan Beijing.
Lantas, apa pesan politik China di balik parade militer tersebut?
Pesan politik di balik parade militer
Dilansir dari The Guardian, Rabu (3/9/2025), parade ini dirancang untuk menunjukkan bahwa China siap menantang dominasi Amerika Serikat dan sekutu Barat.
Kehadiran Xi bersama Putin dan Kim menggambarkan terbentuknya aliansi politik baru yang berani menentang tekanan global.
Xi dalam pidatonya menegaskan dunia sedang menghadapi pilihan besar.
"Dunia menghadapi pilihan antara perang dan damai. China adalah bangsa besar yang tidak pernah ditakuti oleh para pembuli," kata Xi Jinping, dikutip dari The Guardian, Rabu.
Analis menilai, parade ini adalah sinyal bahwa China ingin memosisikan diri sebagai motor dari tatanan global pasca-AS.
"Foto Xi, Putin, dan Kim menunjukkan bahwa China tidak ragu berdiri bersama para sekutu, bahkan ketika mereka dipandang sebagai paria oleh opini publik internasional," ujar Wen-ti Sung, peneliti di Atlantic Council,
Selain itu, respons datang cepat dari Washington. Presiden AS Donald Trump menyampaikan sindiran keras terkait tampilnya Xi Jinping dengan presiden Rusia dan Korea Utara.
"Sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin dan Kim Jong Un, saat Anda berkonspirasi melawan Amerika Serikat," tulis Donald Trump di akun Truth Social miliknya.
Prabowo dan puluhan pemimpin dunia lainnya hadir
Parade militer China dihadiri puluhan pemimpin negara dari Asia, Afrika, hingga Amerika Latin. Daftar itu mencakup Presiden Belarus Alexander Lukashenko, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, dan Presiden Vietnam Luong Cuong.
Presiden Indonesia Prabowo Subianto juga turut hadir. Kehadiran Prabowo menegaskan posisi Indonesia di antara negara-negara Selatan global yang dirangkul Beijing.
Selain itu, pemimpin Myanmar Min Aung Hlaing dan Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa juga terlihat di panggung kehormatan.
Sementara itu, mantan pejabat tinggi China seperti Hu Jintao dan Zhu Rongji tidak hadir. The Guardian mencatat, ketidakhadiran mereka lebih berkaitan dengan faktor usia dan kondisi kesehatan.
Dilansir dari Reuters, Rabu (3/9/2025), berikut daftar pemimpin dunia yang hadir di parade militer China 2025:
China unjuk kekuatan militer
Selain daftar tamu, parade menampilkan beragam persenjataan baru, termasuk jet tempur J-15 DT, rudal balistik antarbenua berbasis kapal selam, serta sistem anti-drone.
Menurut pakar, unjuk senjata ini juga diwarnai strategi propaganda, tetapi kemampuan militer China tidak bisa diremehkan.
Jennifer Parker dari UNSW Canberra mengatakan bahwa kekuatan militer China tidak seharusnya diremehkan.
"Kita tidak boleh meremehkan kemampuan militer China - mereka sangat mumpuni," ujar Parker.
Respons Taiwan terkait pidato Xi Jinping
Xi juga menyinggung “rejuvenasi bangsa China”, istilah yang merujuk pada ambisi penyatuan Taiwan. Presiden Taiwan Lai Ching-te menanggapi dengan tegas.
"Rakyat Taiwan menghargai perdamaian, dan Taiwan tidak memperingati perdamaian dengan laras senjata," ujar Lai.
Dengan absennya negara-negara Barat, parade militer China tahun ini menjadi panggung diplomasi yang menegaskan aliansi non-Barat sekaligus pesan politik untuk menantang dominasi lama.
https://www.kompas.com/tren/read/2025/09/05/101500265/dihadiri-prabowo-subianto-parade-militer-china-2025-punya-pesan-politik-ini