Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gangguan di Server Pusat Data Nasional Terjadi Cukup Lama, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 23/06/2024, 18:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Server Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengalami gangguan sejak Kamis (20/6/2024) dini hari.

PDN merupakan fasilitas penting yang dibuat untuk menyimpan, mengelola, dan mengamankan data dari sejumlah instansi pemerintah.

Gangguan PDN menyebabkan banyak layanan publik menjadi terhambat, salah satunya Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (Layanan Ditjen Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM) di Bandara Soekarno Hatta.

Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Silmy Karim mengatakan, sistem perlintasan di bandara dan pelabuhan belum dapat beroperasi normal per Sabtu (22/6/2024).

”Hingga saat ini, sistem perlintasan di bandara dan pelabuhan belum dapat beroperasi normal," terang dia, dilansir dari Kompas.id.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani mengatakan, layanan imigrasi di Bandara Soekarno Hatta akan kembali beroperasi secara bertahap.

"Pertama, sebagian layanan keimigrasian seperti paspor, visa, izin tinggal, dan perlintasan sudah mulai kembali beroperasi," ujarnya, dilansir dari Kompas.com, Sabtu.

Pihak Kemenkominfo saat ini masih terus bekerjasama dengan Badan Siber Sandi Nasional (BSSN), Kepolisian RI (Polri), dan kementerian/lembaga terkait untuk mengatasi gangguan tersebut.

Lantas, mengapa gangguan PDN terjadi begitu lama?

Baca juga: Gangguan Sistem PDN Berimbas pada Layanan Imigrasi, Menkominfo: Pemulihan Bertahap

Penyebab gangguan PDN terjadi cukup lama

Ahli IT Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menduga, gangguan PDN terjadi karena serangan ransomware sehingga membutuhkan pemulihan yang cukup lama.

Ransomware adalah serangan siber yang disertai tuntutan pembayaran tebusan finansial.

Juru Bicara BSSN Ariandi Putra mengatakan, pihaknya saat ini tengah menginvestigasi insiden dan akan segera menginformasikannya apabila ada perkembangan lebih lanjut.

Ia juga mengaku masih menelusuri penyebab pasti gangguan PDN sejak Kamis lalu itu.

”Masih proses untuk memastikan (penyebabnya). Update-nya nanti akan diinformasikan lebih lanjut, ya," ujar Ariandi, dikutip dari Kompas.id.

Baca juga: Sistem Imigrasi Alami Gangguan, Calon Penumpang Pesawat Diimbau Datang Lebih Awal

Diduga kena serangan siber

Senada dengan temuan BSSN, pengamat keamanan siber Pratama Persadha juga mengatakan gangguan PDN kemungkinan disebabkan karena serangan siber dengan metode ransomware.

Dugaan tersebut muncul dari pola gangguan yang terjadi. Sebab, jika gangguan terjadi karena masalah teknis, maka penyelesaiannya tidak membutuhkan waktu lama.

”Jika memang gangguan terjadi karena serangan siber, risiko yang mengancam semakin besar karena tidak hanya mengganggu layanan, tetapi juga bisa mengakibatkan bocornya data pribadi,” terang Pratama, dilansir dari keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (21/6/2024).

Apabila peretas bisa mengakses server di PDN, kebocoran data bisa terjadi di semua institusi yang menggunakan PDN.

Sebelumnya, gangguan karena ransomware juga pernah menimpa Bank Syariah Indonesia (BSI).

Ahli forensik digital Ruby Alamsyah berpendapat, ketika infrastruktur kritis mati lebih dari 1x24 jam, kemungkinan besar hal itu disebabkan karena serangan siber.

Ada kemungkinan ransomware juga menyasar ke infrastruktur kritis sehingga menyebabkan sistem data di infrastruktur kritis disandera.

Pengelola infrastruktur kritis diminta membayar tebusan oleh pelaku serangan.

Halaman:


Terkini Lainnya
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau