Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Megathrust Tinggal Menunggu Waktu, Bagaimana Mitigasinya?

Kompas.com - 14/08/2024, 15:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa megathrust yang bakal mengguncang Indonesia tinggal menunggu waktu.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono yang menyinggung kekhawatiran ilmuwan Indonesia mengenai seismic gap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.

Adapun seismic gap adalah wilayah sepanjang batas lempeng aktif yang tidak mengalami gempa besar selama lebih dari 30 tahun.

Diperkirakan, Megathrust Selat Sunda mampu memicu gempa dahsyat dengan kekuatan M 8,7, sedangkan Megathrust Mentawai-Siberut dapat memicu gempa M 8,9.

“Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” ujar Daryono, dikutip dari Kompas.com, Senin (12/8/2024).

Lantas, bagaimana mitigasi gempa megathrust tersebut?

Baca juga: Palung Nankai, Megathrust yang Hantui Jepang dengan Gempa Kembar

Penjelasan BNPB

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa kejadian gempa bumi tidak dapat dicegah.

Meski demikian, dampak atau kerugian yang ditimbulkan dari bencana tersebut dapat diminimalkan dengan melakukan mitigasi.

Selain itu, sebaiknya masyarakat selalu mensosialisasikan kepada orang terdekatnya untuk sadar bencana.

“Konsistensi dan keberlanjutannya, kita harus bikin budaya sadar bencana,” ucap Abdul saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/8/2024).

Adapun yang dimaksud dengan gempa megathrust tinggal menunggu waktu, artinya bisa terjadi kapan saja yang memang sudah memasuki return period dalam skala waktu geologi.

Sebagai informasi, return period adalah periode gempa besar yang akan terulang kembali dalam skala waktu tertentu.

“Dalam skala waktu geologi, kurang lebih (waktu kejadian) bukan 1-2 tahun, bisa 10 tahun, 20 tahun, 50 tahun, dan seterusnya. Karena skala geologi rentangnya ratusan bahkan ribuan tahun,” ujar Abdul.

Gempa dan tsunami di Aceh pada 2004, contohnya, bencana tersebut mempunyai return period lebih dari 600 tahun.

Kemudian gempa dan tsunami Tohoku, Jepang 2011 yang mempunyai return period antara 1.500-2.000 tahun.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kenapa Pejabat RI Sulit Mundur Meski Didesak Publik? Ini Penjelasan Sosiolog
Kenapa Pejabat RI Sulit Mundur Meski Didesak Publik? Ini Penjelasan Sosiolog
Tren
Kata Media Asing soal Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru, Singgung MBG dan Perlambatan Ekonomi
Kata Media Asing soal Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru, Singgung MBG dan Perlambatan Ekonomi
Tren
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Tren
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Tren
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau