Dilansir dari BBC, Jumat (23/5/2025), seseorang mengungkapkan bahwa keputusan penarikan boneka Labubu itu salah karena kekacauan antrean disebabkan oleh sedikitnya stok yang tersedia.
Karena itu, stok boneka Labubu seharusnya diperbanyak, bukan malah dihentikan.
Sementara itu, warganet yang lain turut menyalahkan para pengecer yang menjual kembali boneka tersebut dengan harga yang mahal.
"Pembeli menjualnya kembali seharga 100 Poundsterling (sekitar Rp 2 juta) untuk satu Labubu," kata sebuah akun.
"Sangat kesal karena pengecer yang merusak segalanya," tulis akun yang lainnya.
Sementara itu, pihak Pop Mart mengatakan, "meskipun tidak ada karyawan Pop Mart yang terluka, kami memilih untuk bertindak cepat dan mencegah potensi masalah keselamatan terjadi".
Seorang eksekutif pemasaran, Jaydee mengungkapkan bahwa penghentian penjualan boneka Labubu mulai 19 Mei 2025 tersebut sangat disayangkan, tetapi merupakan keputusan yang tepat.
"Sekarang saya bisa masuk ke Pop Mart tanpa harus mengantre," imbuh dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini