KOMPAS.com - Seorang pendaki asal Brasil bernama Juliana Marins (26) dilaporkan terjatuh ke dalam jurang di kawasan Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, dan dinyatakan meninggal dunia.
Proses evakuasi korban pun menjadi tantangan besar bagi tim penyelamat, mengingat lokasi jatuh berada di medan yang curam dan sulit dijangkau.
Sebagian publik mempertanyakan proses evakuasi di gunung yang memakan waktu cukup lama.
Evakuasi dilakukan dengan teknik vertical rescue, metode penyelamatan khusus yang digunakan pada medan ketinggian dan berisiko tinggi.
Tim harus bekerja melawan waktu, cuaca tak menentu, serta kontur tanah yang labil.
Di ketinggian lebih dari 3.000 meter, penyelamatan semacam ini bukan hanya soal ketepatan teknis, tetapi juga soal ketahanan fisik dan pengelolaan risiko ekstrem.
Lantas, sesulit apakah proses vertical rescue di medan gunung seperti Rinjani?
Ahmad Barqu Syudjai, Staf Tanggap Darurat Pemulihan dan Rekonstruksi (TDPR) sekaligus rescuer dari Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, menegaskan bahwa prinsip utama dalam setiap operasi penyelamatan adalah keamanan.
“Yang pertama harus aman dulu. Aman untuk rescuer, aman untuk lingkungan, baru terakhir aman untuk korban,” jelasnya.
Hal ini menjadi sangat penting ketika menghadapi medan ekstrem seperti lereng curam atau jurang, yang menjadi ranah kerja dari vertical rescue.
Vertical rescue merupakan operasi evakuasi yang dilakukan di ketinggian atau tempat yang memiliki risiko jatuh tinggi.
"Vertical rescue sudah dianggap berlaku jika ketinggian medan lebih dari dua meter, karena pada titik tersebut sudah dibutuhkan penggunaan alat pelindung standar tinggi," ujarnya.
Penerapan vertical rescue menjadi krusial dalam kasus evakuasi di gunung, seperti insiden korban jatuh ke jurang di kawasan Gunung Rinjani.
Barqu menjelaskan, penyelamatan di medan seperti ini bukan hanya tentang menurunkan tali dan menarik korban.
Perlu perhitungan matang terkait cuaca, medan, distribusi peralatan, hingga kondisi tubuh penyelamat di ketinggian lebih dari 3.000 meter.