KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang masih akan terjadi pada Jumat (18/7/2025) hingga Senin (21/7/2025).
Terkait hal itu, BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai perubahan cuaca yang cepat dan signifikan, khususnya pada skala harian.
Masyarakat juga diminta menjauhi wilayah terbuka saat terjadi hujan disertai petir dan tidak berlindung di dekat pohon, bangunan, dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika hujan dibarengi dengan angin kencang.
Baca juga: Hujan Lebat dan Angin Kencang Diprediksi Terjadi 15–21 Juli 2025, Ini Wilayahnya
Dikutip dari prospek cuaca mingguan yang dirilis BMKG, Senin (14/7/2025), prediksi hujan lebat dan angin kencang selama beberapa hari ke depan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Berikut penjelasannya:
BMKG menyebutkan, cuaca ekstrem berpeluang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
Wilayah yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem adalah sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa bagian barat, serta wilayah tengah dan timur Indonesia.
Menurut BMKG, aktivitas gelombang ekuator di atmosfer dapat meningkatkan konektivitas dan pembentukan hujan di wilayah-wilayah tersebut.
Baca juga: Hujan Lebat dan Angin Kencang Mengintai Wilayah Indonesia 12-18 Juli 2025, Ini Kata BMKG
BMKG juga memperkirakan, kombinasi aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan Mixed Rossby Gravity (MRG) aktif dalam waktu yang bersamaan.
Fenomena-fenomena tersebut diprediksi muncul di Samudra Hindia barat Aceh hingga Sumatra Barat, wilayah selatan Lampung, serta di perairan barat Lampung hingga selatan Jawa Tengah, termasuk Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
“Gelombang-gelombang ekuator di atmosfer tersebut berkontribusi terhadap peningkatan pembentukan awan konvektif dan potensi hujan di wilayah-wilayah tersebut,” tulis BMKG dalam laporannya.
“Selain itu, sirkulasi siklonik diperkirakan berkembang di Samudra Hindia sebelah barat Sumatra Barat dan di Samudra Pasifik utara Papua, yang turut membentuk zona konvergensi dan konfluensi angin, masing-masing di wilayah barat Bengkulu (Samudra Hindia) dan timur Filipina (Samudra Pasifik), sehingga memperkuat dinamika atmosfer regional,” tambah BMKG.
Baca juga: Anomali Curah Hujan, Baru 30 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Kemarau
BMKG menambahkan, potensi hujan lebat dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan juga diperkuat oleh kondisi labilitas atmosfer yang tinggi.
Faktor tersebut bisa mendukung peningkatan aktivitas konvektif skala lokal yang diperkirakan terjadi di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, hampir seluruh wilayah Kalimantan, serta di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, dan sebagian besar Papua.
BMKG turut memperkirakan peningkatan kecepatan angin permukaan yang melebihi 25 knot.