KOMPAS.com - Sebuah peristiwa unik terjadi di Perpustakaan Umum San Antonio, Amerika Serikat.
Sebuah buku berjudul Your Child, His Family, and Friends karya konselor keluarga Frances Bruce Strain, akhirnya kembali ke perpustakaan setelah hampir 82 tahun “menghilang”.
Sebagaimana diberitakan CBS News, Jumat (15/8/2025), buku itu awalnya tercatat dipinjam pada Juli 1943 dan baru dikembalikan Juni lalu oleh seorang warga Oregon.
Dalam surat yang menyertai pengembalian buku, sang pengirim yang menandatangani dengan inisial PAAG mengungkapkan kisah pribadi di balik keterlambatan ini.
Ia menulis bahwa buku tersebut kemungkinan besar dipinjam oleh neneknya, Maria del Socorro Aldrete Flores, yang saat itu pindah ke Mexico City untuk bekerja di Kedutaan Besar AS.
Baca juga: 3 Fakta Hari Buku Sedunia yang Jatuh Setiap 23 April
"Buku itu pasti dipinjam oleh Nenekku," bunyi surat itu," bunyi surat tersebut.
Sang nenek rupanya membawa buku itu bersamanya, dan hampir delapan dekade kemudian, buku tersebut baru ditemukan kembali setelah ayah si penulis surat meninggal dunia dan meninggalkan sejumlah kotak berisi koleksi buku lama.
Pada tahun 1943, ayah penulis berusia 11 tahun dan nenek mereka dipindahkan ke Mexico City untuk bekerja di Kedutaan Besar AS di sana. Penulis berasumsi bahwa ia membawa buku itu bersamanya.
“Semoga tidak ada denda keterlambatan, karena nenek saya tentu sudah tidak akan mampu membayarnya,” tulis PAAG dalam suratnya.
Ungkapan ringan itu menyentuh publik, terlebih setelah pihak perpustakaan memastikan bahwa sejak 2021, denda keterlambatan telah dihapuskan.
Padahal, bila aturan lama tiga sen per hari masih berlaku, total dendanya bisa mencapai hampir 900 dolar AS, atau setara lebih dari 16.000 dolar dalam nilai sekarang.
Baca juga: Cara Mengurus Buku Nikah yang Hilang atau Rusak, Apa Saja Syaratnya?
Dilansir dari AP News, Sabtu (16/8/2025), buku karya Strain itu sendiri bukan sekadar koleksi biasa.
Pada 1943, Cincinnati Enquirer menyebutnya sebagai panduan lengkap bagi orang tua dalam membantu anak membangun hubungan sosial, sementara The New York Times menyoroti gaya penulisan Strain yang bijaksana dan sensitif.
Tak heran, buku itu dianggap berharga pada zamannya, sekalipun kini ia lebih dikenal karena kisah keterlambatannya yang luar biasa.
Baca juga: 5 Tempat yang Dijuluki sebagai Kota Buku Terbaik di Dunia