Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Siklon Tropis Terpantau Mengepung Indonesia, BMKG Ungkap Wilayah yang Terdampak

Kompas.com - 25/08/2025, 19:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya dua siklon tropis di perairan Indonesia, yaitu Siklon Tropis Kajiki dan Bibit Siklon Tropis 93 W, Senin (25/8/2025).

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menjelaskan, Siklon Tropis Kajiki terbentuk dari perkembangan Bibit Siklon Tropis 90 W yang terpantau berada di Laut China Selatan timur Vietnam.

Sementara, Bibit Siklon Tropis 93 W terbentuk pada 23 Agustus 2025 pukul 13.00 WIB di wilayah Laut Filipina Timur, sebelah utara Papua Barat Daya.

Lantas, apa dampak dua siklon tropis yang mengepung Indonesia?

Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 91W, Benarkah Penyebab Angin Kencang di Indonesia? Ini Penjelasannya

Dampak Siklon Tropis Kajiki dan Bibit Siklon Tropis 93W

Hasil analisis BMKG pada Senin (25/8/2025) pukul 07.00 WIB menunjukkan, Siklon Tropis Kajiki berada di pusat sirkulasi di 18,4 derajat LU, 107,2 derajat BT dengan kecepatan angin maksimum 80 knots dan tekanan 950 hPa.

Siklon tersebut berada di Laut China Selatan, tepatnya di selatan Pulau Hainan dan mengalami peningkatan intensitas ke kategori tiga dengan pergerakan menjauh ke arah barat.

Meski demikian, kecepatan angin maksimum Siklon Tropis Kajiki mengalami penurunan dalam 24 jam ke depan menjadi tropical depression.

"Artinya, Indonesia relatif aman karena Kajiki tidak memberikan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap cuaca di Tanah Air," terang Guswanto, saat dihubungi Kompas.com, Senin.

Baca juga: BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 25-26 Agustus 2025

Sementara itu, Bibit Siklon Tropis 93 W masih terpantau aktif di Laut Filipina, utara Maluku Utara dengan kecepatan angin sekitar 15 knot (28 km/jam) dan tekanan minimum 1.006 hPa.

Guswanto menjelaskan, potensinya untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan masih rendah.

Namun, Bibit Siklon Tropis 93 W berpotensi dapat memengaruhi cuaca di wilayah timur Indonesia.

Berdasarkan prediksi BMKG, dalam 24 jam ke depan, bibit siklon tropis ini cenderung persisten dengan kecepatan angin mencapai 15 knot.

Baca juga: Bibit Siklon Tropis 96W Terdeteksi di Indonesia, Picu Cuaca Ekstrem? Ini Kata BMKG

Potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah

Menurutnya, adanya siklon tropis dan bibit siklon ini tidak berdampak langsung bagi Indonesia.

Namun, Bibit Siklon 93 W perlu diwaspadai karena bisa menimbulkan cuaca ekstrem di beberapa wilayah.

Potensi cuaca ekstrem tersebut dapat berupa hujan lebat dan gelombang tinggi selama 24 jam ke depan.

Berikut ini wilayah yang terdampak Bibit Siklon Tropis 93 W:

Baca juga: Ramai Narasi Anomali Kemarau Basah Berakhir di Bulan Agustus 2025, Ini Penjelasan BMKG

1. Wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat

  • Kepulauan Talaud
  • Maluku
  • Maluku Utara
  • Papua Barat Daya.

2. Gelombang laut setinggi 1,25-2,5 meter

  • Laut Maluku
  • Samudra Pasifik utara Maluku
  • Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya hingga Papua.

Menindaklanjuti fenomena tersebut, BMKG mengimbau masyarakat, nelayan, dan operator kapal untuk tetap waspada terhadap potensi gelombang tinggi dan cuaca ekstrem, serta rutin memantau peringatan dini.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau