KOMPAS.com - Ada beberapa kebiasaan yang bisa menjadi tanda bahwa seseorang memiliki kecerdasan emosional tinggi.
Dikutip dari Psychology Today, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi diri sendiri, sekaligus memahami emosi orang lain.
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Peter Salovey dan John D. Mayer pada awal 1990-an, lalu dipopulerkan ke masyarakat luas oleh Daniel Goleman.
Lantas, apa saja kebiasaan yang dimiliki orang dengan kecerdasan emosional tinggi?
Baca juga: CEO OpenAI Sebut Anaknya Tak Akan Lampaui Kecerdasan AI, tapi Akan Lebih Cakap Berkatnya
Dikutip dari Parade, Sabtu (2/11/2024), berikut beberapa kebiasaan yang menunjukkan orang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi:
Salah satu tanda utama kecerdasan emosional tinggi adalah kemampuan mengendalikan diri. Kebiasaan ini begitu melekat sehingga tetap dilakukan meski dalam situasi yang penuh tekanan.
Bahkan ketika dihadapkan pada tuntutan untuk beradaptasi cepat di tempat kerja, orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi mampu menjaga ketenangan.
Hal ini menjadi kekuatan bagi seseorang untuk menghadapi berbagai perubahan.
“Mereka mengelola pikiran dan perasaan dengan baik, selaras antara pikiran dan tubuh,” kata Tara Lindahl, seorang psikolog di Mindpath Health.
“Emosi dirasakan pada saat itu, lalu dilepaskan tanpa menekannya," tambahnya.
Baca juga: Bukan IQ, Ini Rahasia Kecerdasan Tokoh-tokoh Jenius Dunia
Menurut Lindahl, orang dengan kecerdasan emosional tinggi tahu cara membaca situasi dan menyesuaikan kata-kata serta tindakan agar tepat sasaran.
Mereka peka terhadap isyarat nonverbal, seperti bahasa tubuh. Kemampuan ini dimanfaatkan untuk meredakan ketegangan, termasuk dalam perselisihan keuangan dengan pasangan.
“Mereka sadar akan emosi sendiri maupun orang lain, lalu mengarahkan percakapan sulit dengan fakta, bukan hanya perasaan,” jelas Lindahl.
Baca juga: Ibu Mewariskan Gen Kecerdasan, Lantas Apa yang Diwariskan oleh Ayah?
Orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi sering memilih pekerjaan yang memberi arti bagi diri mereka, baik sebagai sukarelawan maupun mengerjakan proyek yang disukai.
“Pengaturan emosi memerlukan rasa pencapaian dan penguasaan,” kata Kristin Daley, pendiri BASE Cognitive Behavioral di Charlotte, Carolina Utara.