Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pesawat Kargo Singapore Airlines 2015, Mendarat Darurat di Bali akibat Kentut Domba

Kompas.com - 15/08/2025, 11:30 WIB
Fatimah Az Zahra,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah pesawat kargo Singapore Airlines terpaksa melakukan pendaratan darurat di Denpasar, Bali, setelah alarm asap berbunyi akibat gas dari 2.186 domba di dalam pesawat.

Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (27/10/2015). Pesawat kargo Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ-7108 terbang dari Sydney, Australia, menuju Kuala Lumpur, Malaysia.

Meski sempat menimbulkan kepanikan, asap yang terdeteksi kemudian diidentifikasi sebagai gas dan kotoran dari kawanan domba tersebut.

Penerbangan SQ-7108 kembali berangkat dan tiba di Kuala Lumpur sekitar dua jam lebih lambat dari jadwal semula.

Baca juga: Arkeolog Akhirnya Tahu Menu Makanan Manusia Purba Denisovan, Ada Domba Biru dan Yak

Gas domba picu alarm dan pendaratan darurat

Pendaratan pesawat tersebut bermula ketika kru pesawat mendeteksi adanya indikator asap yang menyala di kokpit. 

Dilansir dari Tribunnews, Rabu (4/11/2015), asap tersebut terdeteksi saat pesawat berada di ketinggian jelajah 32.000 kaki, dan di posisi 400 mil laut sebelah selatan Denpasar, Bali.

Kru pesawat kemudian memberitahu adanya asap di kabin kargo pesawat.

Kru kemudian mengambil tindakan darurat dengan menurunkan ketinggian jelajah ke 25.000 kaki. Pesawat kemudian mengalihkan pendaratan ke bandara terdekat, yaitu di Bandara Ngurah Rai, Denpasar.

Dilansir dari Mothership, setelah mendarat, layanan darurat menaiki pesawat dan melaporkan bahwa tidak ada jejak api, panas, atau asap.

Sementara itu, menurut The Aviation Herald, alarm indikasi asap berbunyi karena gas buangan dan kotoran yang dihasilkan oleh hewan di pesawat.

Penerbangan SQ7108 kembali berangkat setelah singgah selama dua setengah jam di Indonesia dan mencapai tujuannya di KL dua setengah jam kemudian.

Baca juga: Peternak Australia Bagi-bagi Domba Gratis, Apa yang Terjadi?

Pernyataan The Aviation Herald

The Aviation Herald diketahui memberikan pernyataan akan peristiwa tersebut. Mereka menyatakan bahwa asap yang ada dalam pesawat diindikasikan sebagai kotoran dari domba.

"Sebuah pesawat kargo Boeing 747-400 Singapore Airlines dengan registrasi 9V-SFI yang terbang SQ-7108 dari Sydney, NS (Australia) ke Kuala Lumpur (Malaysia) dengan 4 awak dan kargo 2.186 ekor domba, sedang dalam perjalanan di FL320 sekitar 400 mil laut selatan Denpasar (Indonesia)," tulis pihak The Aviation Herald.

Mereka melanjutkan bahwa ketika awak pesawat menerima indikasi asap di ruang kargo, awak pesawat pun menurunkan pesawat ke FL250, dan dialihkan untuk mendarat di Denpasar, Bali.

"Untuk pendaratan yang aman sekitar 45 menit kemudian. Layanan darurat tidak menemukan jejak api, panas, atau asap. Indikasi asap diketahui berasal dari gas buangan dan kotoran yang dihasilkan domba," jelas mereka.

Pesawat tersebut kemudian dapat berangkat lagi setelah sekitar 2,5 jam di darat di Denpasar dan mencapai Kuala Lumpur sekitar 2,5 jam kemudian.

Baca juga: 7 Jenis Olahraga Paling Aneh di Dunia, Salah Satunya Mencukur Bulu Domba

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau