Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Giant Sea Wall Pantura, Ancam Biota Laut, Teluk Jakarta Berpotensi Jadi "Comberan" Raksasa

Kompas.com - 02/09/2025, 18:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall sepanjang 500 kilometer yang membentang dari Banten hingga Gresik kembali menjadi sorotan.

Dengan nilai investasi mencapai Rp 1,28 kuadriliun, Presiden Prabowo Subianto mengeklaim proyek ini menjadi solusi untuk menahan laju kenaikan air laut sekaligus melindungi kawasan pesisir utara Jawa dari ancaman banjir rob.

Pemerintah menargetkan pembangunan infrastruktur raksasa ini selesai dalam rentang waktu 15 hingga 20 tahun ke depan.

Namun, ambisi besar tersebut menuai kritik dari berbagai kalangan.

Pasalnya, tanggul laut itu disebut akan berdampak serius bagi kelangsungan ekosistem laut di sepanjang pantai utara Jawa (pantura).

Baca juga: Tanggul Laut Pantura Telan Anggaran Rp 1,28 Kuadriliun, Pengamat: Pulau Jawa Akan Semakin Rusak

Dampak tanggul laut pantura

Manajer Kampanye Tata Ruang dan Infrastruktur di Organisasi gerakan lingkungan hidup terbesar di Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Dwi Sawung mengatakan, pembangunan tanggul laut di pantura bisa menyebabkan terjadinya penurunan muka tanah secara cepat.

"Jika pemerintah ingin menghentikan penurunan muka tanah di pesisir utara Jawa, maka solusinya bukan dengan membangun tanggul laut raksasa," kata Dwi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/8/2025).

"Tetapi, dengan mengevaluasi dan mencabut berbagai izin industri besar di sepanjang pesisir utara Jawa," lanjut dia.

Menurutnya, pembangunan tanggul laut raksasa akan mempercepat kebangkrutan sosial, sekaligus ekologis Pulau Jawa.

Sebab, proyek itu memperluas kehancuran dari daratan ke pesisir, laut, dan pulau kecil.

Baca juga: Akademisi UI: Giant Sea Wall Bakal Ubah Ekosistem Pesisir Pantura

Hancurkan biota laut

Dwi mengatakan, pembangunan proyek tanggul raksasa akan menghancurkan wilayah pantai utara Jawa.

Pasalnya, proyek ini akan membutuhkan pasir laut yang tidak sedikit.

Berdasarkan estimasi Kementerian Kelautan dan Peraikanan (KKP), kebutuhan pasir laut untuk kebutuhan proyek reklamasi Teluk Jakarta pada 2021 sebanyak 388.200.000 meter kubik.

"Jumlah ini sangat besar untuk kebutuhan reklamasi di Jakarta saja," jelas dia.

Hal ini diperparah dengan punahnya spesies ikan langka, yakni ikan pari jawa atau Urolophus javanicus.

Halaman:


Terkini Lainnya
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau